Kupang (Antara News) - Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Stefanus Ratoe Odjoe mengatakan, saat ini PT Angkasa Pura I Kupang, sedang berbenah diri untuk menghadapi rencana pembukaan penerbangan internasional Kupang-Dili-Darwin.
Pembenahan yang dilakukan adalah membangun ruang keberangkatan dan ruang kedatangan khusus untuk penerbangan luar negeri, kata Stefanus Ratoe Oedjoe, di Kupang, Senin.
"PT Angkasa Pura sedang melakukan persiapan untuk antisipasi penerbangan internasional dari Kupang. Saat ini sedang membangun ruang kedatangan dan keberangkatan bagi penumpang luar negeri. Persiapan sudah hampir rampung," katanya.
Selain ruangan keberangkatan dan kedatangan, juga sedang dilakukan persiapan ruangan imigrasi, karantina dan bea cukai, kata Ratoe Oedjoe.
Gubernur Nusa Tenggara Timur, Frans Lebu Raya secara terpisah mengatakan telah mengusulkan pembukaan rute penerbangan internasional Kupang-Dili-Kupang-Darwin kepada Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan.
Permohonan pembukaan rute penerbangan internasional itu sudah disampaikan ke Kementerian Perhubungan sejak akhir Januari 2014 lalu, kata Gubernur NTT Frans Lebu Raya.
"Saya sudah mengajukan permohonan ke Dirjen Perhubungan Udara untuk pembukaan rute penerbangan Kupang-Dili dan Kupang-Darwin. Mudah-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama, ada maskapai yang bisa melayani rute penerbangan ini," katanya.
Usulan penerbangan internasional ini antara lain, untuk mendukung sektor pariwisata setelah ditetapkannya biawak raksasa Komodo sebagai salah satu destinasi pariwisata dunia pada tahun 2013 lalu.
Selain itu kata dia, letak wilayah Nusa Tenggara Timur yang sangat strategis karena sebagai wilayah terdepan pada sabuk selatan internasional, yang berbatasan laut Australia dan darat dengan Timor Leste.
Hal penting lain adalah, dengan adanya penerbangan internasional Kupang-Dili-Darwin, akan mendukung pengembangan segitiga pertumbuhan ekonomi Kupang-Dili-Darwin, kata Lebu Raya menambahkan. "Ada banyak pertimbangan lain jika adanya penerbangan internasional yang menghubungkan tiga wilayah ini, mengingat adanya potensi ekonomi dan hubungan emosional antara masyarakat, terutama dengan Dili, Timor Leste," katanya.
Dalam kaitan ini, tentu masyarakat sangat membutuhkan transportasi udara yang memadai untuk memperlancar aktivitas. "Soal maskapai, nantinya akan ditawarkan oleh Dirjen Perhubungan Udara kepada maskapai penerbangan nasional," katanya.
Dia mengatakan, penerbangan dari dan ke dua negara itu tidak ada masalah dengan hubungan diplomatik antarnegara, karena sudah ada perjanjian bilateral dan selama ini pula Garuda Indonesia sudah membuka penerbangan Denpasar-Dili.