Kendari (ANTARA News) - Kota Ambon, Provinsi Maluku dan Kabupaten Banda, Maluku Utara dicoret dari daftar rute "Yahtch Rally" atau konvoi kapal-kapal mewah peserta "Sail Komodo 2013".
Ketua Formatur Nasional Asosiasi Sail Indonesia (Asindo), Hugua, di Kendari, Senin, mengatakan, peserta Yacth Rally yang bertolak dari Australia pada Juli 2013, langsung ke Saumlaki, tidak lagi singgah di dua daerah tersebut.
"Kedua daerah tersebut dicoret dari rute perjalanan peserta Yacht Rally karena pemerintah daerah setempat tidak memperlihatkan komitmennya mempromosikan berbagai obyek pariwisatanya kepada para turis mancanegara," katanya.
Selain Banda dan Kota Ambon, daerah yang juga sudah dicoret dari rute perjalanan peserta Yacht Rally adalah Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Kota tersebut pada Sail Wakatobi Belitung 2011, disinggahi peserta sail dari berbagai negara.
"Daerah-daerah yang sudah dicoret dari rute perjalanan peserta Yatch Rally itu, masih memungkinkan dimasukkan kembali pada rute perjalanan sail berikutnya, jika pemerintah setempat menginginkan daerahnya jadi rute peserta Yacht Rally," kata Hugua yang juga Bupati Kabupaten Wakatobi itu.
Komitmen tersebut, kata dia, harus dibuktikan dengan surat permintaan resmi dari kepala daerah masing-masing, yang ditujukan kepada Sekretaris Jenderal Asindo, Adji Sularso di Jakarta.
Dalam surat permintaan tersebut tegas Hugua, harus dilengkapi dengan pernyataan atau komitmen pemerintah setempat untuk mengembangkan pariwisata daerahnya.
"Jika tidak, daerah-daerah tersebut tidak akan dibahas pada Kongres Asindo yang akan digelar di Denpasar, Bali pada Feberuasi 2013," katanya.
Di Provinsi Sultra, menurut Hugua, ada empat kabupaten yang sudah ditetapkan menjadi rute Yacth Rally peserta Sail Komodo 2013.
Keempatan kabupaten tersebut yakni Kabupaten Wakatobi, Kabupaten Buton Utara, Kabupaten Buton dan Kabupaten Bombana.
"Pemerintah daerah di empat kabupaten tersebut, memiliki komitmen yang kuat, untuk memajukan pembangunan kepariwisataan daerah masing-masing," katanya.
Keempat kepala daerah kabupaten itu, ujarnya, sudah menyatakan kesediaannya menggelar pagelaran seni budaya untuk menyambut para peserta Sail saat singgah berlabuh di kabupaten-kabupaten tersebut.
Menurut Hugua, daerah yang disinggahi perserta sail yang pesertanya berasal dari berbagai negara, masyarakatkannya bisa mendapatkan keuntungan ekonomi yang luar biasa.
Sebab ketika singgah melabuhkan kapalnya dan berkeliling daerah tujuan, melihat berbagai obyek wisata, para peserta membelanjakan uangnya membeli berbagai kebutuhan dari masyarakat setempat.
"Nah, kalau setiap peserta berbelanja sebesar 50 dollar Amerika per hari misalnya, maka dengan jumlah penumpang kapal 100 orang, uang yang jatuh kepada masyarakat di daerah tujuan mencapai 5.000 dolar per hari," katanya. (Ant).