Kendari (ANTARA News) - Harga perhiasan emas yang dijual di pusat penjualan toko emas di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) menjelang lebaran Idul Fitri 1433 hijriah masih tergolong normal.
Keterangan dari pedagang emas di Kota Kendari, Selasa, harga penjualan perhiasan emas 23 karat masih dijual pada Rp530.000 per geram, sementara harga pemebelian Rp400.000 per gram.
Sementara perhiasan emas untuk jenis 22 karat, harga jualnya Rp450.000 per gram, sedangkan untuk harga pembelian Rp300.000 per gram.
Menurut salah seorang pedagang pembeli dan penjual emas, Syamsu, aktivitas pembeli untuk membeli perhiasan emas, masih tergolong biasa-biasa saja, sehingga para toko pengrajin emas pun hingga kini belum mengalami pergeseran harga.
"Biasanya, harga emas itu naik saat menjelang pemberangkatan haji ke Tanah Suci Mekah, dan harga turun saat suasana tahun ajaran masuk sekolah dan penerimaan mahasiswa baru," kata Syamsu.
Menurut Samsu, para pemebeli perhiasan emas yang biasanya meramaikan pusat penjualan emas di Kota Lama itu, bukan hanya dari masyarakat Kota Kendari, namun justru banyak pembeli yang datang dari luar daerah seperti Pulau Jawa dan Kalimantan.
Para pembeli emas dari luar daerah itu, senang membeli perhiasan emas maupun masih dalam berbentuk emas murni dari Kabaupaten Bombana, karena kualitas emasnya sudah tidak diragukan lagi.
Menurut mereka, transaksi penjualan perhiasan emas selama ini tidak hanya produk hasil tambang emas dari Sultra, tetapi juga ada emas produk dari luar negeri yakni dari Dubai yang kini banyak diburu konsumen.
"Memang harganya sedikit lebih mahal di banding emas perhiasan produk dalam negeri. Emas perhiasan Dubai kini mencapai Rp625.000-Rp650.000 per gramnya, tergantung dari cara dan model pembuatannya," katanya.
Namun demikian, walaupun harga emas impor itu jauh lebih mahal dengan emas lokal, namun pembelinya pun terkadang cukup ramai pada bulan-bulan tertentu. (ANT).