Kendari (ANTARA News) - Seluas 2.684 hektare tanaman padi milik petani di Sulawesi Tenggara (Sultra) terancam puso atau gagal panen karena diserang hama tikus menjelang usia panen.
Kepala Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Sultra Abustam di Kendari, Rabu, mengatakan, petani kewalahan mengatasi serangan hama tikus karena titik serangan tersebar.
"Petani sudah berupaya mengamankan tanaman padi dengan menebar racun kimia dan membasmi tikus dengan gropiokan (menembakan belerang di sarang tikus, red)," kata Abustam.
Dari 3.684 hektare yang terancam gagal panen itu tersebar di Kabupaten Konawe seluas 1.015 hektare, Kolaka seluas 482 hektare, Konawe Selatan seluas 982 hektare, Kota Bau Bau 155 hektare dan Kabupaten Buton 48 hektare.
Sedangkan Kabupaten Muna, Bombana, Wakatobi, Kolaka Utara, Kota Kendari dan Buton Utara bebas dari serangan hama tikus.
Sementara 897 hektare lahan tanaman padi gagal panen karena serangan hama penggerek batang terjadi di Kabupaten Konawe seluas 417 hektare, Kolaka seluas 183 hektare, Konawe Selatan 136 hektare, Kota Bau Bau 114 hektare, Kabupaten Buton 46 hektare dan Kota Kendari satu hektare.
Kabupaten Muna, Wakatobi, Bombana, Kolaka Utara dan Buton Utara bebas dari serangan penggerek batang.
Selain serangan hama tikus dan penggerek batang juga petani resah akibat walang sangit yang menggagalkan panen padi seluas 416 hektare.
Dari luas 416 hektare serangan hama walang sangit terjadi di Kabupaten Konawe seluas 166 hektare, di Konawe Selatan 128 hektare, Kolaka seluas 68 hektare, 54 hektare di Kabupaten Buton.
Kabupaten Muna, Bombana, Wakatobi, Kolaka Utara, Kota Kendari, Kota Bau Bau dan Buton Utara besar dari serangan hama walang sangit. (Ant).