Kendari (ANTARA News) - Dinas Perkebunan dan Holtikultura Sultra mendorong warga di daerah itu untuk mengembangkan tanaman kol.
Kepala Dinas Perkebunan dan Holtikultura Sultra, Achmad Chaidir, di Kendari, Senin, mengatakan, tanaman kol selama ini masih belum terlalu digeluti oleh masyarakat karena faktor pengetahuan warga yang belum mengetahui media tanam dari tanaman itu.
"Tanaman kol ini termasuk tanaman sayuran di dataran rendah, sehinga yang menjadi sasaran kita adalah warga yang berada di dataran rendah agar bisa mengembangkan tanaman ini," kata Achmad Chaidir.
Ia mengatakan, dalam merangsang warga untuk mengembangkan tanaman itu, telebih dahulu dibuat kebun percontohan yang dilakukan di Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe Selatan.
"Luas kebun percontohan tanaman kol itu seluas 20 hektare di daratan rendah Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe Selatan," katanya.
Menurutnya, hasil dari kebun perccontohan itu cukup menggembirakan karena hasilnya bisa mensuplai kebutuhan kol di Konawe Selatan dan beberapa daerah terdekat seperti Kota Kendari dan Kabupaten Bombana.
Ia menjelaskan, warga yang menyediakan lahan untuk pengembangan tanaman itu dibantu penyediaan pupuk dan bibit, sehingga warga hanya bekonsentrasi pada penggarapan lahan.
"Saat ini, beberapa kelompok tani di beberapa kabupaten sudah mengembangkan tanaman kol tersebut, dengan bantuan penyuluhan yang kita berikan setiap saat kepada yang butuh," ujarnya.
Achmad menjelaskan, selama ini kebutuhan kol untuk Sultra, umumnya masih didatangkan dari luar daerah seperti Sulawesi Selatan.
"Harapan kita, dengan pengembangan tanaman ini, akan mampu memenuhi kebutuhan lokal Sultra, sehingga kita tidak tergangung dari pasokan luar daerah," jelasnya.
Kata dia, bergantung dari pasokan luar daerah maka berimbas pada kelangkaan dan tingginya harga ketika terjadi gangguan distribusi dari daerah pemasok kol menuju Sultra. (Ant).