Baubau, Sultra (ANTARA News) - Pelawak Tukul Arwana ketika berkunjung ke Benteng Keraton Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra), meminta pemerintah dan masyarakat Kota Baubau untuk melestarikan benteng peninggalan sejarah Kesultanan Buton itu.
"Benteng Keraton merupakan peninggalan luar biasa yang dimiliki oleh negeri ini. Oleh karena itu masyarakat harus merawatnya dengan baik, kalau `nggak merawatnya berarti orang tersebut `katro`," ujar Tukul Arwana di Baubau, Selasa.
Ia menambahkan, proses pembuatan Benteng Keraton Buton yang konon kabarnya salah satu bahan bakunya menggunakan telur dan kapur, menggambarkan bahwa masyarakat Buton pada zaman dahulu bersatu padu untuk mempertahankan kerajaan wilayah itu.
"Budaya ini yang harus ditiru oleh masyarakat Buton, dan harus bisa mencintai dan mempunyai rasa memiliki terhadap kekayaan sumber daya alam yang dimiliki, kalau tidak `ta` (saya) sobek-sobek," ujarnya seraya sambil melawak.
Tukul mengatakan, dirinya sangat bersyukur bisa menginjakkan kakinya di kota pemilik benteng keraton terluas dan terpanjang di dunia itu. Di Lokasi Benteng Keraton Buton, ia bisa mengunjungi sejumlah tempat bersejarah di antaranya Makam Sultan Buton I, Murhum.
Dia juga memasukkan kakinya ke dalam batu "Popauwa", batu tempat pelantikan dan pengambilan sumpah para raja dan sultan Buton pada zaman dahulu. Dengan sedikit gurauan Tukul memasukkan kedua kakinya hingga lutut secara bergantian.
Kedatangan Tukul Arwana di Kota Baubau dalam rangka syuting pembuatan iklan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-45 Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) yang akan dilaksanakan di Kota Baubau.
Tukul juga telah mengunjungi sejumlah tempat di Sultra untuk pengambilan gambar pendukung iklan tersebut.
"Halo Sultra masa depan Indonesia," tukas Tukul ketika selesai syuting.(*)
(T.l004/A041)