Kendari (ANTARA) - PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dan PLN kerjasama dalam mendukung hilirisasi mineral menyediakan pasokan listrik sebesar 150 Megavolt Ampere (MVA) untuk Smelter Feronikel di Kecamatan Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara.
Direktur Utama Antam, Nico Kanter usai meresmikan pemakaian listrik kapasitas besar di Kolaka, Selasa menjelaskan, kolaborasi dengan PLN untuk meningkatkan efisiensi operasional, dan juga mendukung upaya perusahaan dalam melakukan transformasi teknologi dan mengurangi emisi karbon.
“Kerjasama ini merupakan langkah nyata dalam implementasi sinergi BUMN dalam mendukung hilirisasi dengan penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan. Kolaborasi ini manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh kedua belah pihak, tetapi juga bagi upaya nasional menuju net zero emission pada tahun 2060,” katanya.
Salah satu benefit penting dari kolaborasi ini kata Nico adalah tersambungnya jaringan listrik dari sumber energi terbarukan dan dalam tahap awal pada tahun 2025, Antam berencana menggunakan listrik dengan energi terbarukan melalui skema pembelian Renewable Energy Certificate (REC) sebesar 112.940 unit REC per tahun atau setara dengan 112,9 Megawatt Hour (MWH).
Langkah ini, lanjut dia, menjadi salah satu kontribusi Antam dalam mendukung transisi energi dengan penggunaan energi ramah lingkungan, sekaligus memastikan bahwa smelter feronikel di Kolaka dapat beroperasi dengan energi bersih.
Smelter Feronikel ANTAM yang dikelola oleh Unit Bisnis Pertambangan (UBP) Nikel Kolaka merupakan salah satu fasilitas kunci dalam rantai hilirisasi mineral,melalui kerja sama ini, pabrik yang memiliki kapasitas produksi sebesar 27.000 ton nikel dalam feronikel (TNi) per tahun, di harapakan dapat beroperasi lebih optimal dan efisien guna memenuhi permintaan pasar yang sebagian besar ditujukan untuk ekspor.
Sementara Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan, smelter merupakan salah satu proyek strategis untuk mendukung hilirisasi mineral di Indonesia,oleh karenanya, PLN berkomitmen memenuhi kebutuhan listrik dan memberikan pelayanan terbaik untuk industri smelter.
“Industri smelter membutuhkan energi listrik yang sangat besar dan PLN siap memenuhinya dengan pasokan listrik yang andal, berkualitas, dan harga yang kompetitif. PLN juga siap melengkapi kebutuhan sektor industri dengan memberikan produk dan layanan yang inovatif dan ramah lingkungan,” ungkap Darmawan.
Ia menambahkan bahwa pihaknya siap menyuplai kebutuhan listrik smelter ANTAM di Kolaka melalui PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar) dan menjamin suplai listrik bersih di Sulselrabar dalam kondisi cukup dengan tingkat pembangkit energi terbarukan sebesar 45,78 persen salah satu yang tertinggi di Indonesia.
Adapun kerjasama ini bukan hanya menguntungkan bagi kedua BUMN, tetapi juga menciptakan dampak positif bagi perekonomian lokal dan nasional. Smelter feronikel ANTAM di Kolaka merupakan salah satu proyek strategis yang sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendorong hilirisasi mineral dan menciptakan multiplier effect melalui investasi di sektor industri dan energi terbarukan.
"Dengan adanya kolaborasi ini, Antam semakin mantap melangkah dalam memperkuat kontribusinya terhadap perekonomian nasional, khususnya di sektor mineral, serta dalam upaya transisi energi yang lebih hijau dan berkelanjutan," jelas Darmawan.
Direktur Utama Antam, Nico Kanter usai meresmikan pemakaian listrik kapasitas besar di Kolaka, Selasa menjelaskan, kolaborasi dengan PLN untuk meningkatkan efisiensi operasional, dan juga mendukung upaya perusahaan dalam melakukan transformasi teknologi dan mengurangi emisi karbon.
“Kerjasama ini merupakan langkah nyata dalam implementasi sinergi BUMN dalam mendukung hilirisasi dengan penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan. Kolaborasi ini manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh kedua belah pihak, tetapi juga bagi upaya nasional menuju net zero emission pada tahun 2060,” katanya.
Salah satu benefit penting dari kolaborasi ini kata Nico adalah tersambungnya jaringan listrik dari sumber energi terbarukan dan dalam tahap awal pada tahun 2025, Antam berencana menggunakan listrik dengan energi terbarukan melalui skema pembelian Renewable Energy Certificate (REC) sebesar 112.940 unit REC per tahun atau setara dengan 112,9 Megawatt Hour (MWH).
Langkah ini, lanjut dia, menjadi salah satu kontribusi Antam dalam mendukung transisi energi dengan penggunaan energi ramah lingkungan, sekaligus memastikan bahwa smelter feronikel di Kolaka dapat beroperasi dengan energi bersih.
Smelter Feronikel ANTAM yang dikelola oleh Unit Bisnis Pertambangan (UBP) Nikel Kolaka merupakan salah satu fasilitas kunci dalam rantai hilirisasi mineral,melalui kerja sama ini, pabrik yang memiliki kapasitas produksi sebesar 27.000 ton nikel dalam feronikel (TNi) per tahun, di harapakan dapat beroperasi lebih optimal dan efisien guna memenuhi permintaan pasar yang sebagian besar ditujukan untuk ekspor.
Sementara Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan, smelter merupakan salah satu proyek strategis untuk mendukung hilirisasi mineral di Indonesia,oleh karenanya, PLN berkomitmen memenuhi kebutuhan listrik dan memberikan pelayanan terbaik untuk industri smelter.
“Industri smelter membutuhkan energi listrik yang sangat besar dan PLN siap memenuhinya dengan pasokan listrik yang andal, berkualitas, dan harga yang kompetitif. PLN juga siap melengkapi kebutuhan sektor industri dengan memberikan produk dan layanan yang inovatif dan ramah lingkungan,” ungkap Darmawan.
Ia menambahkan bahwa pihaknya siap menyuplai kebutuhan listrik smelter ANTAM di Kolaka melalui PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar) dan menjamin suplai listrik bersih di Sulselrabar dalam kondisi cukup dengan tingkat pembangkit energi terbarukan sebesar 45,78 persen salah satu yang tertinggi di Indonesia.
Adapun kerjasama ini bukan hanya menguntungkan bagi kedua BUMN, tetapi juga menciptakan dampak positif bagi perekonomian lokal dan nasional. Smelter feronikel ANTAM di Kolaka merupakan salah satu proyek strategis yang sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendorong hilirisasi mineral dan menciptakan multiplier effect melalui investasi di sektor industri dan energi terbarukan.
"Dengan adanya kolaborasi ini, Antam semakin mantap melangkah dalam memperkuat kontribusinya terhadap perekonomian nasional, khususnya di sektor mineral, serta dalam upaya transisi energi yang lebih hijau dan berkelanjutan," jelas Darmawan.