Kendari (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), mulai menyusun rencana pembangunan kepariwisataan kawasan Teluk Kendari.
Penjabat (Pj) Wali Kota Kendari Muhammad Yusup, di Kendari, Selasa, mengatakan bahwa penyusunan rencana tersebut dilakukan dengan melaksanakan seminar awal fasilitasi perencanaan daya tarik wisata kawasan Teluk Kendari, yang membahas lebih detail pembangunan kepariwisataan.
"Ini adalah seminar awal yang baik terkait dengan perencanaan kawasan Teluk Kendari," kata Muhammad Yusup saat membuka kegiatan seminar Awal Fasilitasi Penyusunan Perencanaan Daya Tarik Wisata (Master Plan) Kawasan Wisata Teluk Kendari dan Nonfisik Dana Pelayanan Kepariwisataan Tahun Anggaran 2024.
Dia menyampaikan bahwa kota di dunia ini yang mempunyai kawasan teluk hanya terdapat dua, yaitu Swiss dan satu di Indonesia, tepatnya di Kota Kendari.
"Ini sangat baik, saya mohon para peserta betul-betul aktif untuk memberikan masukan terkait dengan perencanaan ini," ujarnya.
Namun Muhammad Yusup mengingatkan, tetapi saat ini Teluk Kendari mungkin menjadi bak sampah terbesar di dunia, karena semua buangan dari limbah padat dan limbah cair, semuanya bermuara ke Teluk Kendari.
"Ini tidak bisa dipungkiri, saat tahun 1998-1999 kedalaman Teluk Kendari mencapai 25 meter dan kami sudah prediksi jika teluk ini tidak dikelola dengan baik dalam waktu 20-30 tahun maka akan rata karena sedimen," ujar Muhammad Yusup.
Ketua Panitia Seminar Meriyanti menjelaskan bahwa kegiatan tersebut dihadiri oleh 35 orang, yang terdiri dari seluruh unsur stakeholder dan lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Kendari.
"Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini untuk membahas apa yang menjadi landasan dan aturan dalam penyusunan dokumen rencana induk daya tarik wisata kawasan wisata Teluk Kendari yang lebih detail dan sinergi dengan rencana pembangunan kepariwisataan yang lebih luas," kata Meriyanti.
Seminar tersebut bakal dilangsungkan selama dua hari, yakni 27-28 Agustus 2024.
Penjabat (Pj) Wali Kota Kendari Muhammad Yusup, di Kendari, Selasa, mengatakan bahwa penyusunan rencana tersebut dilakukan dengan melaksanakan seminar awal fasilitasi perencanaan daya tarik wisata kawasan Teluk Kendari, yang membahas lebih detail pembangunan kepariwisataan.
"Ini adalah seminar awal yang baik terkait dengan perencanaan kawasan Teluk Kendari," kata Muhammad Yusup saat membuka kegiatan seminar Awal Fasilitasi Penyusunan Perencanaan Daya Tarik Wisata (Master Plan) Kawasan Wisata Teluk Kendari dan Nonfisik Dana Pelayanan Kepariwisataan Tahun Anggaran 2024.
Dia menyampaikan bahwa kota di dunia ini yang mempunyai kawasan teluk hanya terdapat dua, yaitu Swiss dan satu di Indonesia, tepatnya di Kota Kendari.
"Ini sangat baik, saya mohon para peserta betul-betul aktif untuk memberikan masukan terkait dengan perencanaan ini," ujarnya.
Namun Muhammad Yusup mengingatkan, tetapi saat ini Teluk Kendari mungkin menjadi bak sampah terbesar di dunia, karena semua buangan dari limbah padat dan limbah cair, semuanya bermuara ke Teluk Kendari.
"Ini tidak bisa dipungkiri, saat tahun 1998-1999 kedalaman Teluk Kendari mencapai 25 meter dan kami sudah prediksi jika teluk ini tidak dikelola dengan baik dalam waktu 20-30 tahun maka akan rata karena sedimen," ujar Muhammad Yusup.
Ketua Panitia Seminar Meriyanti menjelaskan bahwa kegiatan tersebut dihadiri oleh 35 orang, yang terdiri dari seluruh unsur stakeholder dan lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Kendari.
"Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini untuk membahas apa yang menjadi landasan dan aturan dalam penyusunan dokumen rencana induk daya tarik wisata kawasan wisata Teluk Kendari yang lebih detail dan sinergi dengan rencana pembangunan kepariwisataan yang lebih luas," kata Meriyanti.
Seminar tersebut bakal dilangsungkan selama dua hari, yakni 27-28 Agustus 2024.