Kendari (ANTARA) - Basarnas Kendari Sulawesi Tenggara mengatakan, anomali cuaca di wilayah Provinsi Sultra baik hujan maupun kemarau mengingatkan kepada masyarakat agar tetap waspada bencana banjir dan tanah longsor di tengah cuaca ekstrem musim hujan serta bahaya kebakaran di musim kemarau.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (KPP) Basarnas Kendari Amiruddin AS di Kendari Rabu mengatakan, di pertengahan tahun ini seperti di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara umumnya berada di musim kemarau, namun kenyataan yang terjadi masih berpotensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.
Sehingga pihaknya berharap kepada seluruh warga agar tetap waspada serta melakukan mitigasi bencana atau mengurangi resiko bencana.
"Sehingga diharapkan kesadaran masyarakat untuk bisa lebih familiar terkait masalah dalam menghadapi bencana alam atau terkait menghadapi kondisi membahayakan manusia," kata Amiruddin.
Ia juga mengungkapkan, sejak Januari hingga Juni 2024, pihak Basarnas Kendari telah menangani 37 kejadian terhadap kondisi membahayakan manusia, dan terbanyak korbannya meninggal dunia.
"Hal itu diakibatkan biasa terlambatnya informasi yang kami terima, walaupun di Sulawesi Tenggara ini terdapat enam pos SAR, namun kejadian kecelakaan baik di wilayah perairan maupun darat sangat jauh dari Pos SAR, sehingga membutuhkan waktu dalam upaya penyelamatan ditambah personil yang terbatas," ujarnya.
Kepala seksi pemberdayaan masyarakat dan pelatihan Pemerintah Kota Kendari Abriadin mengatakan, kesadaran masyarakat dalam melakukan mitigasi khususnya di Kota Kendari menunjukkan peningkatan, karena jika dilihat dari data 2023, untuk bencana kebakaran terdapat 205 kali kejadian, sedangkan di 2024 sejak Januari hingga awal Juli ini hanya terdapat 36 kali.
"Perubahannya sangat jauh, mungkin bisa saya katakan bahwa potensi-potensi yang dapat menyebabkan kebakaran itu sudah bisa diminimalisasi oleh masyarakat itu sendiri," kata Abriadin.
Guna membangkitkan partisipasi aktif dari masyarakat dalam melakukan upaya pencegahan serta penanganan bencana selanjutnya, pihaknya terus melakukan sosialisasi serta penyuluhan ke masyarakat untuk mengenali potensi terjadinya kebakaran.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (KPP) Basarnas Kendari Amiruddin AS di Kendari Rabu mengatakan, di pertengahan tahun ini seperti di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara umumnya berada di musim kemarau, namun kenyataan yang terjadi masih berpotensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.
Sehingga pihaknya berharap kepada seluruh warga agar tetap waspada serta melakukan mitigasi bencana atau mengurangi resiko bencana.
"Sehingga diharapkan kesadaran masyarakat untuk bisa lebih familiar terkait masalah dalam menghadapi bencana alam atau terkait menghadapi kondisi membahayakan manusia," kata Amiruddin.
Ia juga mengungkapkan, sejak Januari hingga Juni 2024, pihak Basarnas Kendari telah menangani 37 kejadian terhadap kondisi membahayakan manusia, dan terbanyak korbannya meninggal dunia.
"Hal itu diakibatkan biasa terlambatnya informasi yang kami terima, walaupun di Sulawesi Tenggara ini terdapat enam pos SAR, namun kejadian kecelakaan baik di wilayah perairan maupun darat sangat jauh dari Pos SAR, sehingga membutuhkan waktu dalam upaya penyelamatan ditambah personil yang terbatas," ujarnya.
Kepala seksi pemberdayaan masyarakat dan pelatihan Pemerintah Kota Kendari Abriadin mengatakan, kesadaran masyarakat dalam melakukan mitigasi khususnya di Kota Kendari menunjukkan peningkatan, karena jika dilihat dari data 2023, untuk bencana kebakaran terdapat 205 kali kejadian, sedangkan di 2024 sejak Januari hingga awal Juli ini hanya terdapat 36 kali.
"Perubahannya sangat jauh, mungkin bisa saya katakan bahwa potensi-potensi yang dapat menyebabkan kebakaran itu sudah bisa diminimalisasi oleh masyarakat itu sendiri," kata Abriadin.
Guna membangkitkan partisipasi aktif dari masyarakat dalam melakukan upaya pencegahan serta penanganan bencana selanjutnya, pihaknya terus melakukan sosialisasi serta penyuluhan ke masyarakat untuk mengenali potensi terjadinya kebakaran.