Kendari (ANTARA) - Pj Gubernur Sulawesi Tenggara Andap Budhi Revianto mengatakan, saat ini jumlah kasus TBC di daerahnya sebanyak 2.024 pasien sedang dalam proses penanggulangan sesuai dengan arahan Kemendagri dan Kemenkes RI.
"Dari jumlah kasus lebih 2000-an itu terbanyak berada di Kota Kendari sebanyak 453 pasien, dan kasus terendah di Kabupaten Konawe Kepulauan sebanyak 21 pasien," kata Pj Gubernur Sultra dalam pernyataannya di Kendari, Kamis.
Dia menjelaskan, untuk tingkat kesembuhan, tertinggi berada di Kabupaten Buton Tengah sebesar 91 persen, sedangkan untuk yang terendah di Kabupaten Konawe Utara sebesar 59 persen.
Sedangkan angka kematian tertinggi di Muna sebesar 10 persen, terendah di Buton Selatan sebesar dua persen.
"Saat ini angka kematian akibat TBC di Provinsi Sultra sebesar 6 persen. Kami akan terus berupaya dengan langkah-langkah strategis untuk menekan angka di bawah target yakni 5 persen," ujar Andap optimistis.
Dia juga mengungkapkan bahwa terdapat beberapa kendala dalam penanggulangan TBC di Sultra, yakni faktor SDM, logistik, laboratorium yang memadai, serta program yang belum optimal di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes).
Andap juga mengatakan, pihaknya akan berkolaborasi dengan seluruh pihak terkait untuk menindaklanjuti arahan Mendagri dengan langkah-langkah yang akan dilaksanakan, yakni pembentukan koalisi organsisasi TBC di tingkat orovinsi dan kabupaten/kota.
Kemudian, memperluas layanan diagnosa dengan ketersediaan mesin test cepat molekuler hingga level Puskesmas, memperluas layanan pengobatan pasien resisten obat di lima kabupaten/kota, memaksimalkan dukungan partner konsorsium penabulu dengan mendorong ekspansi ke kabupaten/kota lainnya.
Selain itu, melakukan bimtek dalam rangka mendorong kabupaten/kota untuk maksimalkan APBD II guna penanganan program TBC, mendukung program inovasi untuk dilakukan percontohan bagi kabupaten/kota lainnya.
"Pada intinya bahwa, kami akan terus melakukan 'action' untuk menindaklanjuti arahan Pak Mendagri dalam hal penanggulangan TBC di Provinsi Sultra," kata Andap.
"Dari jumlah kasus lebih 2000-an itu terbanyak berada di Kota Kendari sebanyak 453 pasien, dan kasus terendah di Kabupaten Konawe Kepulauan sebanyak 21 pasien," kata Pj Gubernur Sultra dalam pernyataannya di Kendari, Kamis.
Dia menjelaskan, untuk tingkat kesembuhan, tertinggi berada di Kabupaten Buton Tengah sebesar 91 persen, sedangkan untuk yang terendah di Kabupaten Konawe Utara sebesar 59 persen.
Sedangkan angka kematian tertinggi di Muna sebesar 10 persen, terendah di Buton Selatan sebesar dua persen.
"Saat ini angka kematian akibat TBC di Provinsi Sultra sebesar 6 persen. Kami akan terus berupaya dengan langkah-langkah strategis untuk menekan angka di bawah target yakni 5 persen," ujar Andap optimistis.
Dia juga mengungkapkan bahwa terdapat beberapa kendala dalam penanggulangan TBC di Sultra, yakni faktor SDM, logistik, laboratorium yang memadai, serta program yang belum optimal di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes).
Andap juga mengatakan, pihaknya akan berkolaborasi dengan seluruh pihak terkait untuk menindaklanjuti arahan Mendagri dengan langkah-langkah yang akan dilaksanakan, yakni pembentukan koalisi organsisasi TBC di tingkat orovinsi dan kabupaten/kota.
Kemudian, memperluas layanan diagnosa dengan ketersediaan mesin test cepat molekuler hingga level Puskesmas, memperluas layanan pengobatan pasien resisten obat di lima kabupaten/kota, memaksimalkan dukungan partner konsorsium penabulu dengan mendorong ekspansi ke kabupaten/kota lainnya.
Selain itu, melakukan bimtek dalam rangka mendorong kabupaten/kota untuk maksimalkan APBD II guna penanganan program TBC, mendukung program inovasi untuk dilakukan percontohan bagi kabupaten/kota lainnya.
"Pada intinya bahwa, kami akan terus melakukan 'action' untuk menindaklanjuti arahan Pak Mendagri dalam hal penanggulangan TBC di Provinsi Sultra," kata Andap.