Kendari (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Tenggara melakukan upaya pencegahan kasus stunting di Kabupaten Wakatobi melalui promosi kesehatan program Gebyar Inovasi Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat).

"Kegiatan ini sebagai upaya menekan atau percepatan penurunan stunting wilayah Sultra," kata Kepala BKKBN Sultra Asmar saat menggelar Gebyar Inovasi Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) di Rumah Peduli Stunting (Rumah Pesta) di Desa Mola Utara, Kabupaten Wakatobi, dalam keterangan tertulisnya diterima di Kendari, Senin.

Dijelaskan, promosi kesehatan yang digelar yakni informasi mengenai bahaya, dampak, penyebab, ciri-ciri dan cara pencegahan stunting yang dijelaskan dengan pendekatan melalui program Dashat dengan basis penanganan stunting di tingkat desa dan juga dilakukan penyuluhan kesehatan stunting kepada calon pengantin, ibu hamil, dan ibu dengan bayi berusia kurang dari 2 tahun.

Asmar mengaku mengapresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Wakatobi atas inovasi rumah Pesta yang berada di Desa Mola dimana di dalamnya memiliki berbagai kegiatan seperti Bina Keluarga Balita (BKB), kegiatan untuk pembuatan surat pengantar imunisasi calon pengantin (Catin) dan Dashat.

"Untuk itu, Desa Mola perlu diperhatikan dalam penataan pemukiman dan lingkungannya agar lebih baik untuk menurunkan jumlah anak stunting," katanya.

Menurut Asmar, stunting masih menjadi isu nasional, selain masalah gizi, 70 persen penyebab stunting disebabkan oleh masalah sensitif yang berkaitan dengan lingkungan sanitasi dan jamban sehingga perilaku hidup sehat perlu di sampaikan pada masyarakat.

"Untuk mendapatkan SDM berkualitas, anak-anak kita harus sehat. Stunting disebabkan oleh masalah sensitif yang berkaitan dengan air bersih, lingkungan yang bersih, sanitasi dan jamban yang sehat sehingga perilaku hidup sehat perlu di sampaikan pada masyarakat," ujarnya.

Ia menyebutkan, saat ini angka stunting Sultra masih di angka 30,2 persen sehingga perlu dimaksimalkan penurunan stunting sebanyak 7 persen dalam setahun untuk mencapai 14 persen di 2024 mendatang dan persentase angka stunting di Wakatobi yakni 26 persen sehingga perlu 4 persen penurunan stunting.

"Untuk itu, saya berharap seluruh pihak dapat bekerja sama secara komperhensif termasuk para Kepala Desa juga dapat membantu penurunan stunting,"harapnya.

Sementara itu, Bupati Wakatobi Haliana, saat membuka secara resmi Gebyar Inovasi Dashat tersebut mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk turut memberikan dukungan melalui aksi nyata di sektor masing-masing dalam rangka menekan angka stunting di Kabupaten Wakatobi.

"Saya harap dalam rangka penanganan stunting, dapat dilaksanakan secara sinergis, sehingga kerjasama dalam program dan kegiatan penanganan stunting dapat dilakukan semakin solid, masing-masing mampu berbagi peran dalam intervensi gizi spesifik dan sensitif," kata Haliana.

Dalam kegiatan tersebut, disuguhkan berbagai makanan olahan oleh tim Dashat, olahan tersebut merupakan makanan sehat dan memiliki nilai gizi seimbang, sehingga bisa menjadi inspirasi bagi warga yang mencicipi langsung, bahwa untuk memenuhi kebutuhan gizi harian, bisa memanfaatkan bahan makanan harian yang murah dan tersedia di lingkungan sekitar. Kegiatan ditutup dengan makan bersama Catin, Bumil dan Baduta.

Turut hadir dalam kegiatan ini, Wakil Bupati Wakatobi, Tim RS KRI dr. Suharso TNI AL, Ketua TP PKK Kabupaten Wakatobi, Kepala OPD KB Wakatobi, para Kepala OPD, Camat Kecamatan Wangi-Wangi Selatan, para Kepala Desa Wangi-wangi Selatan, TP PKK Wangi-wangi Selatan dan Kader KB Wangi-wangi Selatan.

Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024