Kendari (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sulawesi Tenggara (Sultra) mendorong sistem pertanian terintegrasi di kawasan Amohalo, Kecamatan Baruga, Kota Kendari, sebagai upaya percepatan pengembangan pertanian baik dari sisi jumlah maupun kualitas.

Kepala Tim Perumusan dan Implementasi Kebijakan dan Keuangan Daerah KPwBI Sultra, Taufik Ariesta Ardhiawan di Kendari, Selasa, mengatakan pihaknya berperan aktif melakukan intensifikasi penguatan kelembagaan petani, peningkatan kewirausaaan dan fasilitasi dengan pihak terkait sehingga dapat memberikan kontribusi optimal terhadap pengembangan pertanian.

"Kami melihat di kawasan Amohalo ini di samping memiliki pertanian yang luas, kita juga bisa melihat potensinya memiliki peluang yang cukup besar untuk dikembangkan menjadi agrowista. Disamping itu pertanian dengan peternakan itu juga bisa disandingkan," kata dia di sela-sela kegiatan penandatanganan kerja sama klaster ketahanan pangan padi sawah dalam rangka pengendalian inflasi Kendari.

Dia menyampaikan, pengembangan pertanian di kawasan Amohalo ini ada beberapa hal yang mungkin dilakukan, pertama implementasi program ketahanan padi sawah, mendorong kemandirian ekonomi petani melalui optimalisasi petani pada bidang pertanian.

Selanjutnya, peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani di bidang kewirausahaan dan pengembangan usaha pertanian terintegrasi ramah lingkungan dan berkelanjutan.

"Sekarang ini apa-apa sudah bagaimana sifatnya organik, berkelanjutan dan ramah lingkungan. Harapannya di Kota Kendari bisa dipioner untuk hal itu," ujar dia.

Dia menjelaskan, para petani di daerah Amohalo nantinya bakal mengikuti pelatihan teknis pertanian organik integrasi antara lain konsep pengembangan sistem pertanian terukur total organik pada tanaman pertanian terintegrasi peternakan.

Kemudian, manajemen kandang dan pemeliharaan ternak serta praktek pembuatan pupuk dan pakan organik berbahan baku limbah pertanian serta praktek bagaiman pelakuan tanah pertanian.

"Ke depan pengembangan pertanian terintegrasi di kawasan Amohalo akan lebih terintegratet digital ecofarming dan pembuatan demplot untuk melihat tingkat keberhasilan klaster padi sawah di kawasan Amohalo," ujar dia.


  Penandatanganan kerjasama klaster ketahanan pangan padi sawah dalam rangka pengendalian inflasi Kendari yang dilakukan di kawasan Amohalo, Kelurahan Baruga, Kecamatan Baruga, Kendari oleh BI Sultra dan Pemerintah Kota Kendari serta pihak terkait lainnya, Selasa (16/10/2021) (ANTARA/Harianto)



Asisten I Setda Kendari Agus Salim mengatakan bahwa saat ini pemerintah setempat konsen mengembangkan potensi pertanian baik dalam rangka mendukung program ketahanan pangan nasional maupun program inisiatif kota untuk keberhasilan pencapaian visi misi pembangunan pertanian pada umumnya.

"Pelatihan ini sangat relevan dengan arah kebijakan pembangunan pertanian Kota Kendari untuk menghasilkan produk-produk pertanian dan pangan sehat atau produk organik," kata Agus Salim.

Dia menilai, program klaster padi sawah di yang dihadirkan BI Sultra di kawasan Amohalo sangat tepat karena dari luas lahan di daerah itu sekitar kurang lebih 1.000 hektare, 700 hektare merupakan lahan padi sawah.

"Amohalo ini kan adalah salah satu wilayah yang memiliki potensi persawahan kurang lebih 1.000 haktare dari itu sawah sekitar 700 hektar. Ini kan potensi sehingga masyarakat di sekitar kawasan Amohalo ini bisa menikmati hasilnya dan bisa meningkatkan pendapatan petani yang ada di daerah ini," ujar dia.

Kegiatan penandatanganan kerjasama klaster ketahanan pangan padi sawah di kawasan Amohalo, Kelutahan Baruga, Kecamatan Baruga dalam rangka pengendalian inflasi Kendari turut dihadiri Kepala Dinas Pertanian Kendari, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kendari, Kepala Dinas Periwisata Kendari, Bappeda Kendari dan tamu undangan lainnya.

   

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024