Kendari (ANTARA) - Transaksi jual beli emas di pusat pertokoan Pasar Sentral Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) yang sempat tutup total karena Pandemi Covid-19, selama bulan September 2021 ini mulai aktif kembali walaupun masyarakat yang akan melakukan jual beli masih sepi.
Pantauan di pusat penjualan emas perhiasan di Kendari, Rabu, jejeran toko yang khusus menjual perhiasan emas sudah mulai membuka dan melayani para konsumen yang datang. namun di sisi lainnya masih ada yang tutup, alias pemilik toko belum membuka karena alasan pandemi.
"Selama adanya surat edaran Walikota Kendari, yang menurunkan status PPKM dari level 3 ke level 2, maka para pemilik toko emas pun sudah langsung membuka toko-toko mereka," ujar Samsu (53), salah seorang penjual dan pembeli emas.
Ia mengatakan, bisnis emas perhiasan di Kota Kendari terbilang cukup menjanjikan, karena pembeli emas perhiasan tidak hanya dari masyarakat Sulawesi Tenggara namun banyak juga dari luar daerah yang memang menyukai produk emas perhiasan Kendari yang memiliki kualitas yang sangat baik dibanding produk daerah lain di Indonesia.
"Sejak dulu, emas Kendari itu, disenangi para ibu-ibu dan gadis-gadis, karena selain model dan corak pembuatanya bagus, juga kualitas emasnya tidak diragukan," kata Yani, salah seorang warga Kendari.
Bahkan emas perhiasan di Kendari itu cukup dikenal oleh sejumlah pedagang emas di pusat penjualan emas Cikini Gold Center Jakarta.
Sementara itu, pemilik toko emas perhiasan mengaku belakangan ini, transaksi jual beli emas di tokonya masih sepi, karena masih suasana masa pandemi.
Ia mengaku transaksi jual beli di tokonya mulai sepi semenjak PPKM level-4 yang menyebabkan semua toko tutup total, dan selama satu bulan terakhir ini sudah mulai buka dan konsumen pun sudah ada yang datang walaupun dalam jumlah terbatas.
Harga emas perhiasan yang ditawarkan saat ini mencapai Rp900 ribu hingga Rp920 ribu per gram, atau masih dalam kondisi stabil dibanding dengan tahun 2020 lalu yang sempat mencapai Rp1 juta per gram.
Pantauan di pusat penjualan emas perhiasan di Kendari, Rabu, jejeran toko yang khusus menjual perhiasan emas sudah mulai membuka dan melayani para konsumen yang datang. namun di sisi lainnya masih ada yang tutup, alias pemilik toko belum membuka karena alasan pandemi.
"Selama adanya surat edaran Walikota Kendari, yang menurunkan status PPKM dari level 3 ke level 2, maka para pemilik toko emas pun sudah langsung membuka toko-toko mereka," ujar Samsu (53), salah seorang penjual dan pembeli emas.
Ia mengatakan, bisnis emas perhiasan di Kota Kendari terbilang cukup menjanjikan, karena pembeli emas perhiasan tidak hanya dari masyarakat Sulawesi Tenggara namun banyak juga dari luar daerah yang memang menyukai produk emas perhiasan Kendari yang memiliki kualitas yang sangat baik dibanding produk daerah lain di Indonesia.
"Sejak dulu, emas Kendari itu, disenangi para ibu-ibu dan gadis-gadis, karena selain model dan corak pembuatanya bagus, juga kualitas emasnya tidak diragukan," kata Yani, salah seorang warga Kendari.
Bahkan emas perhiasan di Kendari itu cukup dikenal oleh sejumlah pedagang emas di pusat penjualan emas Cikini Gold Center Jakarta.
Sementara itu, pemilik toko emas perhiasan mengaku belakangan ini, transaksi jual beli emas di tokonya masih sepi, karena masih suasana masa pandemi.
Ia mengaku transaksi jual beli di tokonya mulai sepi semenjak PPKM level-4 yang menyebabkan semua toko tutup total, dan selama satu bulan terakhir ini sudah mulai buka dan konsumen pun sudah ada yang datang walaupun dalam jumlah terbatas.
Harga emas perhiasan yang ditawarkan saat ini mencapai Rp900 ribu hingga Rp920 ribu per gram, atau masih dalam kondisi stabil dibanding dengan tahun 2020 lalu yang sempat mencapai Rp1 juta per gram.