Baubau (ANTARA) - Gubernur Sulawesi Tenggara, Ali Mazi meminta agar nilai-nilai falsafah budaya Buton dalam "Polima" yang diangkat dan menjadi disertasi Wali Kota Baubau AS Tamrin dapat dijadikan pelajaran di sekolah tingkat Sekolah Dasar hingga tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). 

"Jadi saya minta Pak Wali Kota ini dijadikan pelajaran dari kelas 1 SD sampai SMP, dan saya akan perintahkan oleh Kadis Dikbud Sultra khusus SMA dijadikan pedoman untuk belajar. Ini penting dan minta dilakukan kajian lagi lebih mendalam," ujar Ali Mazi, ketika memberikan sambutan dalam kunjungan kerja di Baubau, di Aula Palagimata Kantor Walikota Baubau, Sabtu. 

Polima adalah bentuk kearifan lokal falsafah Buton yang terdiri atas "Pomaamaasiaka" (saling menyayangi), "Pomaemaeka" (selalu merasa malu untuk berbuat negatif/tabu) , "Popiapiara" (saling peduli), "Poangkaangkataka" (saling menghargai), dan "Pobincibinciki kuli" (tidak saling mencubit jika akan sama-sama merasakan sakit). 

Kunjungan kerja gubernur bersama rombongan dijadwalkan sejak Jumat-Selasa (29/1 - 2/2) di Kota Baubau dan Kabupaten Buton.

Di Kota Baubau, Gubernur Sultra selain meninjau rencana lokasi untuk pembangunan patung tugu pahlawan nasional Oputa Yi Koo dan pengembangan bandara Betoambari Baubau, juga meninjau lokasi pembangunan jembatan penghubung Buton-Muna. 

"Memang kalau bicara istilah "PO' itu dalam bahasa Buton artinya mangga. Tapi yang dimaksud oleh Pak Wali dalam konteks adat dan budaya. Dan ini sudah melalui disertasi kajian ilmiah, akademik yang telah diuji oleh profesor di negeri ini," ujarnya. 

Karenanya, ia berpesan agar tidak lagi diperdebatkan sebab jangan sampai falsafah-falsafah yang ditinggalkan para leluhur itu ditinggalkan begitu saja karena generasi muda sudah malas atau sudah tidak peduli. "Jadi kita hidup ini harus betul-betul bagaimana agar semua sejarah cerita itu jangan kita tinggalkan dan abaikan," katanya. 

Ia menuturkan bahwa generasi muda atau generasi penerus wajib merawat dan melastarikan warisan budaya. "Ini (budaya Buton) akan menjadi warisan untuk para generasi kita sehingga mereka tau, jangan sampai orang Buton tidak bisa bahasa Buton," imbuhnya. 

Oleh karena itu, kata dia, budaya tentang sejarah Buton penting untuk terus dilestarikan sehingga tidak luntur dan harus terus dibudayakan dan diinformasikan kepada masyarakat. 

"Saya kira ini perlu dibudayakan. Apa yang disampaikan pak wali tadi bisa dijadikan pedoman bagi kita. Saya memberikan suport apa yang disampaikan pak wali tadi itu sangat luar biasa," katanya. 

Dia juga meminta kepada kepala dinas pendidikan daerah itu untuk segera melaporkan dan mencoba disertasi itu dijadikan buku dan diinstruksikan dari SD sampai SMP, dan provinsi kewenangan SMA. "Coba kadis pendidikan (Baubau) buatkan surat dan saya minta instruksikan itu" imbuhnya lagi. 
  Gubernur Sultra Ali Mazi (kedua kanan) didampingi Walikota Baubau AS Tamrin (kedua kanan), Wakil Walikota La Ode Ahmad Monianse, Ketua DPRD Zahari dan Sekda Baubau Roni Muhtar saat menuju ke Aula Palagimata Kantor Walikota Baubau pada kegiatan kunjungan kerja di daerah itu, Sabtu. (Foto Antara/Yusran)
Sementara, menurut Wali Kota Baubau AS Tamrin, kepemimpinan PO-5 sesungguhnya berawal dari judul disertasinya yakni pengaruh implementasi kebijaksanaan nilai-nilai budaya sara pataanguna dan kepemimpinan pemerintahan terhadap pembangunan di Kota Baubau sehingga menghasilkan kepemimpinan PO-5.

Hanya saja, banyak persepsi yang tidak sepaham atau apapun namanya namun ini sehingga perlu diluruskan karena ada yang menilai PO hasil disertasinya tersebut terkesan telah mengaburkan sejarah. Padahal, justru PO 5 ini telah mengangkat kembali nilai-nilai yang sudah kabur. 

“Dimana plagiatnya, dimana pengaburan sejarahnya. Karena itu saya tidak habis pikir bila dikatakan plagiat. Apalagi sudah melalui kajian ilmiah karena disertasi tersebut dan dipertanggungjawabkan dihadapan 9 orang professor dan 2 orang doktor, ” ujar AS Tamrin.

Ditambahkan, PO 5 merupakan perpaduan nilai lokal dan nasional.  Disamping itu, tidak kurang dan tidak lebih bila PO 5 ini merupakan landasan filosofisnya sara pataanguna. Bahkan sejak dulu zaman kerajaan dan kesultanan, PO 5 telah menjadi parameter hidup dalam masyarakat. 

“Sehingga memang terjadi elaborasi nilai-nilai budaya dengan kepemimpinan PO 5 dan di tingkat nasional pun, PO 5 akan memperkuat Pancasila sebagai ideologi bangsa," katanya.

Kunjungan kerja Gubernur Sultra di Baubau diterima Walikota Baubau AS Tamrin, Wakil WaliKota La Ode Ahmad Monianse, Ketua DPRD Baubau Zahari, Sekda Roni Muhtar dan sejumlah kepala organisasi perangkat daerah lingkup Pemkot Baubau.

Pewarta : Yusran
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024