Baubau (ANTARA) - Pemkot Baubau  dengan Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Tenggara, membangun kerja sama dalam hal pemanfaatan jasa lingkungan hutan Samparona Kecamatan Sorawolio untuk menjadi kawasan wisata.

Hal itu dibahas melalui konsultasi publik desain tapak kawasan hutan Samparona Kota Baubau tahun 2020, yang dipimpin Wakil Wali Kota Baubau, La Ode Ahmad Monianse dengan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) unit V Wakonti sebagai perwakilan Dishut Provinsi Sultra bersama Dinas Pariwisata Baubau, yang juga diikuti secara virtual oleh perwakilan dari Dishut Provinsi, perwakilan Dinas Pariwisata Provinsi, serta perwakilan dari Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Sultra, Rabu.

Dalam keterangan tertulis yang diterima, di Baubau, Kamis, Wakil Wali Kota Baubau La Ode Ahmad Monianse mengungkapkan, pengembangan kawasan pariwisata, selain merupakan salah satu langkah strategis untuk peningkatan pendapatan daerah serta pendapatan masyarakat sekitar, juga sejalan dengan visi besar Wali Kota Baubau AS Tamrin untuk menjadikan Baubau sebagai kota populer. 

"Potensi pariwisata di kota ini sangat banyak dan ini sangat bersinergi dengan visi besar Wali Kota utamanya pada visi populer. Dimana pariwisata selain dapat meningkatkan pendapatan daerah, juga akan membawa kesan tentang kota Baubau sehingga lebih populer dimata dunia," ujarnya, dalam sambutannya.

La Ode Ahmad Monianse mengatakan, hutan di daerah itu menjadi salah satu destinasi yang unggul untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata. Sebab, kecenderungan para wisatawan untuk berwisata di kawasan hutan lebih meningkat. 

“Kita patut bersyukur karena daerah kita ini di anugerahi oleh Allah dengan berbagai macam kelebihan. Kita punya pantai, punya air terjun, punya hutan yang indah serta punya segala destinasi yang apabila dikelola dengan baik ini akan menjadi kekuatan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat kota ini," ujarnya, juga menambahkan dengan dimanfaatkannya hutan sebagai tempat destinasi kerusakan hutan dapat diminimalisir.

Orang nomor dua di Kota Baubau ini menyadari, dimasa pandemi COVID-19 industri pariwisata mengalami kelesuan yang sangat signifikan. Namun pihaknya meyakini pasca pandemi industri pariwisata akan kembali menggeliat. Untuk itu, diharapkan agar segala potensi destinasi yang tinggal dikembangkan dapat dimaksimalkan. 

Wakil Wali Kota Baubau juga berharap, dengan adanya kolaborasi tersebut dapat memberikan manfaat bagi pemerintah maupun masyarakat. Dengan demikian, fungsi produksi, fungsi ekologis serta fungsi sosial budaya dapat dipertahankan. 

Ia percaya, dengan mempertahankan tiga fungsi tersebut, hutan akan lebih bermanfaat dan lestari karena masyarakat telah merasakan manfaat dari hutan tersebut.

“Mudah-mudahan kolaborasi yang kita bangun ini bisa memberikan manfaat, baik manfaat produksi maupun manfaat ekologis sehingga fungsi sosial budaya bisa berjalan. Karena kalau kita bisa mempertahankan tiga fungsi ini sekaligus, saya percaya bahwa hutan itu akan lebih lestari. Karena kita sudah merasakan manfaat dari hutan ini maka masing-masing kita tentu akan menjaganya," ujarnya.
 
Pada konsultasi publik desain tapak kawasan hutan Samparona Kota Baubau tahun 2020 itu, ditutup dengan penyerahan secara simbolis berupa alat pembuatan kerajinan souvenir kepada kelompok tani hutan Samparona. Bantuan ini diserahkan langsung oleh Kepala KPH Unit 5 Wakonti La Ode Rahmat Salim.

Pada kesempatan itu, La Ode Rahmat Salim mengungkapkan, bantuan tersebut merupakan upaya pengembangan usaha lingkungan, yang mana dana bantuan itu secara keseluruhan bernilai kurang lebih Rp20 juta yang bersumber dari Dishut Sultra.

Ia menambahkan, bantuan yang bertujuan untuk peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yang terdampak COVID-19 tersebut merupakan usulan penyuluh di lapangan yang disesuaikan dengan kebutuhan. 

“Jadi kerja sama kita bersama kelompok tani hutan Samparona ini difokuskan untuk menambah penghasilan mereka sendiri. Diusulkan bantuan alat-alat kerajinan buat mereka berkreasi dan Ahamdulillah disetujui oleh Dinas Kehutanan Provinsi," ujarnya.  

Pewarta : Yusran
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024