Kendari (ANTARA) - Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi meminta jamaah Shalat Idul Adha 1441 Hijriah selalu waspada pandemi COVID-19 dengan menerapkan protokol kesehatan agar tidak terpapar virus corona baru itu mengingat jumlah kasus konfirmasi positif terus bertambah.

"Memasuki masa new normal bukan berarti kita sudah terbebas dari ancaman COVID-19. Pandemi COVID-19 belum berakhir. Penambahan kasus secara nasional masih cenderung mengalami penambahan. Untuk itu saya mengimbau kepada seluruh masyarakat Sulawesi Tenggara untuk terus berikhtiar, tetap waspada dan mematuhi protokol kesehatan serta imbauan pemerintah," katanya dalam khutbahnya di hadapan jamaah Shalat Idul Adha di Masjid Al-Kautsar di Kendari, Jumat.

Ia juga mengajak seluruh masyarakat terus bergerak, berbuat, dan berkorban tidak hanya untuk kepentingan pribadi, kelompok, atau golongan tetapi juga untuk kepentingan dan kemaslahatan bangsa dan negara, khususnya di Sulawesi Tenggara.

"Saat ini selama kurang lebih lima bulan lamanya, kita menghadapi ujian pandemi COVID-19 yang telah menimbulkan banyak implikasi kerugian di berbagai sektor dan lini kehidupan. Baik kerugian berupa materi maupun non materi, dan tidak sedikit pula mengakibatkan korban jiwa, tak terkecuali di daerah Sulawesi Tenggara," ujar dia.

Ia menyampaikan akibat pandemi COVID-19, segala aktivitas masyarakat harus dilaksanakan secara terbatas, menyesuaikan dengan protokol kesehatan, termasuk dalam hal ibadah sebagai kewajiban umat beragama.

"Kita semua tentu berharap dapat menjalani aktivitas kehidupan secara normal. Pemerintah juga sesungguhnya tidak menghendaki adanya pembatasan-pembatasan dalam aktivitas keseharian. Namun imbauan mematuhi protokol kesehatan untuk menjaga dan melindungi diri dan orang-orang di sekitar kita, dari bahaya COVID-19, secara implisit juga merupakan bagian dari ajaran agama," jelas Ali Mazi.
  Jamaah Shalat Idul Adha 1441 Hijriah di Masjid Al-Kautsar Kendari, Jumat (31/7/2020). (ANTARA/Harianto)

Ia menyampaikan prinsip kaidah penetapan hukum fikih dijelaskan bahwa mencegah suatu bahaya lebih diutamakan daripada mengambil suatu maslahat.

Selain itu, kata dia, agama juga mewajibkan setiap individu untuk menjaga diri dan menghindari terjadinya kerusakan dan kebinasaan.

Selama masa pendemi, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, bersama-sama semua pihak terkait dan seluruh elemen masyarakat, bekerja keras, bahu-membahu, berjuang menghadapi COVID-19.

Banyak hal yang telah diperbuat dan diupayakan dengan berbagai macam pengorbanan waktu, tenaga, pikiran dan materi untuk menghentikan dan memutus mata rantai penyebaran COVID-19.

"Di balik ujian COVID-19 ini memberi kita pelajaran, bahwa sehebat apapun manusia, sekuat apapun makhluk di dunia tidak akan pernah mampu melawan takdir dan kuasa ilahi. Oleh karena itu, momentum Idul Adha dan penunaian ibadah kurban
seyogianya mampu mengantarkan kita untuk menjadi pribadi yang dekat dan taat kepada Allah, memiliki jiwa dan semangat berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara serta dalam rangka mewujudkan daerah Sulawesi Tenggara yang aman, maju, sejahtera dan bermartabat," katanya.

Pelaksanaan Shalat Idul Adha di masjid tersebut tetap menerapkan protokol kesehatan, yaitu setiap umat diatur jarak safnya, dan diwajibkan menggunakan masker.
   

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024