Kendari (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara, memprogramkan pengadaan bantuan 5.000 bibit kelapa untuk petani setempat.

Bupati Buton La Bakry di Kendari, Senin, mengatakan potensi lahan untuk bercocok tanam kelapa masih tersedia.

"Petani kelapa di Kabupaten Buton tercatat 1.800 kepala keluarga yang membutuhkan dukungan pemerintah daerah untuk meningkatkan produksinya," katanya.

Namun, Bupati tidak merinci luas lahan produksi dan cadangan untuk tanaman kelapa tersebut.

"Luas lahan masih tersedia tetapi perlu penambahan karena animo masyarakat untuk bercocok tanam kelapa cukup tinggi, sehingga akan mengusulkan penurunan status kawasan hutan," katanya.

Baca juga: Maret, Buton Utara ekspor perdana kopra putih

Selain memprogramkan bantuan bibit pemerintah daerah juga menjalin kerja sama dengan investor dari Yogyakarta untuk menjamin pemasaran hasil produksi.

Investor yang digandeng pemerintah Buton adalah PT Krambil Idjo Jogyakarta yang memproduksi kelapa menjadi 36 produk bukan penampung kopra.

"Selama ini petani hanya tahu kelapa dijual dalam bentuk kopra. PT Krambil Idjo yang menjadi mitra, mengolah kelapa menjadi bahan baku seperti minyak goreng, sabun dan lain lain," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, pemerintah daerah bersama Krambil dan Koperasi Indo Nilkaz melaksanakan pelatihan produk kelapa bagi ibu rumah tangga dan petani setempat.

Secara terpisah Direktur Krambil Idjo Syaukani Bowo Laksono mengatakan petani kelapa atau ibu rumah tangga dituntut kreatif mengolah komoditas kelapa hingga menghasilkan beberapa jenis produk.

Krambil Idjo telah meriset kelapa menjadi 36 produk.

"Kita mesti optimis perekonomian akan maju dari produk kelapa karena sejak bangsa ini diduduki kolonial hingga era milenial dikenal sebagai produsen kelapa di dunia," kata Syaukani.
  Ibu rumah tangga tengah praktik memproduksi kelapa menjadi bahan baku minyak goreng dan sabun. ANTARA/Sarjono

"Petani kelapa dari dulu hingga sekarang merindukan kesejahteraan tetapi tidak akan menjadi kenyataan kalau terus menerus masih menjual kopra. Kini saatnya beralih ke industri untuk menghasilkan berbagai produk," katanya.

Pewarta : Sarjono
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024