Kendari (ANTARA) - Pengelolaan Jurnal ilmiah Jurnal Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari mulai menunjukkan progres yang positif menyusul terbitnya sertifikat akreditasi lima jurnal ilmiah dari delapan jurnal ilmiah yang ada lingkungan kampus Islam Negeri satu-satunya di Sultra ini.

Kepala Pusat Penelitian dan Penerbitan LPPM IAIN Kendari Dr. Sitti Nurfaidah, M.Ed, di Kendari, Senin, mengatakan pengelolaan Jurnal di IAIN Kendari telah mendapat perhatian dari berbagai pihak terutama para pengelola jurnal ilmiah pada perguruan tinggi di Sulawesi Tenggara.

"Sejumlah perguruan tinggi di Sultra telah melakukan studi banding peningkatan pengelolaan jurnal ke IAIN Kendari antara lain Universitas Halu Oleo, STIKES Bina Husada, Poltekkes Kemenkes Kendari, STIKES Karya Kesehatan Pusat Bahasa Provinsi Sultra," katanya. 

Bahkan saat ini kata dia, Editor in Chief Jurnal Al Izzah IAIN Kendari, Dr Asliah Zainal, MA didaulat menjadi Ketua Rumah Jurnal Indonesia wilayah Sulawesi Tenggara.

"Jurnal Al Izzah juga telah memperoleh apresiasi dari Kemenristekdikti dengan memberikan bantuan pengelolaan Jurnal Al Izzah senilai Rp 50 juta. Anggaran tersebut dimanfaatkan untuk peningkatan mutu pengelolaan jurnal Al Izzah menuju jurnal bereputasi internasional," katanya.  

Sitti Nurfaidah, mengatakan sejumlah pengelola jurnal IAIN kendari juga terpilih mengikuti kegiatan Workshop for Journal Editors yang dihelat Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi atau Kemenristekdikti pada 25-26 Agustus 2019 di Surabaya dan 13 September 2019 di Jakarta.

"Pengelola jurnal yang diikutkan adalah yang jurnalnya telah memenuhi kriteria untuk diajukan pada lembaga indeksasi jurnal bereputasi internasional seperti Scopus dan Web of Science. Kriteria dimaksud diantaranya telah terindeks pada portal Science and Technology Index yang dikelola Kemenristekdikti serta telah memiliki layanan jurnal online atau e-journal," katanya.

Menurut dia, untuk mengikuti kegiatan dimaksud pengelola jurnal Al Izzah pada LPPM, Jurnal Atta’dib di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurnal Li Falah  pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dan Jurnal Langkawi pada UPT Bahasa telah menyisihkan sedikitnya 600 pengelola jurnal ilmiah lainnya dari seluruh perguruan tinggi se Indonesia.

International Workshop for Journal Editors kata dia, bertujuan meningkatkan kapasitas pengelola jurnal ilmiah, khususnya para editor untuk bisa melakukan evaluasi atas kinerja jurnal, kualitas jurnal, serta nilai jurnal yang dikelola untuk berbenah dan memantaskan diri menjalani proses menuju jurnal bereputasi terindeks internasional.

"Pengelolaan jurnal ilmiah di Indonesia sekarang sudah melewati fase upaya peningkatan jumlah publikasi ilmiah di jurnal terindeks bereputasi internasional karena pada tahun 2018 saja Indonesia sudah menempati peringkat pertama jumlah publikasi di Asia Tenggara. Sekarang kita memasuki fase peningkatan kualitas jurnal ilmiah dari SINTA ke jurnal bereputasi terindeks SCOPUS, Web of Science, EBSCO, dan lain-lain," katanya. 

 

Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024