Kendari (ANTARA) - Pedagang kulit ketupat menjamur di beberapa pasar tradisional di Kota Kendari Sulawesi Tenggara (Sultra) Satu hari menjelang Hari Raya Idul Adha 1440 Hijriah yang jatuh pada 11 Agustus 2019.

Seorang pengrajin kulit ketupat di Pasar Anduonohu, Wa Maita (42) mengatakan setiap menjelang lebaran baik Idul Adha maupun Idul Fitri, dirinya selalu menjual kulit ketupat mulai tiga hari sebelum lebaran.

"Setiap tahun saya menjual kulit ketupat, biasanya dekat-dekat lebaran, seperti empat atau tiga hari sebelum lebaran, saya langsung beli janur kemudian saya kini (bahasa daerah Suku Muna, artinya rajut), setelah itu saya jual," kata Wa Maita di Kendari, Sabtu.

Dia juga mengungkapkan untuk membuat kulit ketupat yang jadi, dirinya bersama pedagang lainnya terlebih dahulu membeli janur dari seorang distributor di daerah Nanga-nanga dan daerah Kolono.

"Kalau yang kulit ketupat dari janur, tahun ini saya beli hanya 200 lembar, tahun lalu 500 lembar dan untuk kulit ketupat yang dari daun pandan saya beli 240 buah," ujar Wa Maita. Kulit ketupat yang dijual di pasar Anduonohu, Kota Kendari, Sultra. Kulit ketupat dijual dengan harga Rp10 ribu per ikat, dimana setiap ikatan berjumlah 10 buah. (ANTARA/Harianto)

Dia menjelaskan setiap janur yang telah dirajut menjadi kulit ketupat dikumpul dalam satu ikatan yang berjumlah 10 buah per ikatan lalu dijual dengan harga Rp10 ribu per ikat.

"Satu ikatan itu ada 10 buah, dan kita jual dengan harga Rp10 ribu, sementara untuk kulit ketupat yang terbuat dari daun pandan, harganya beda, dia Rp15 ribu per ikatnya, jumlahnya sama-sama 10 buah, tapi harganya beda," jelasnya.

"Alhamdulillah, biasanya setiap kita menjual kulit ketupat begini, untungnya hampir jutaan juga, tapi kalau sudah hari-hari biasanya saya kembali menjual sayur mayur  seperti bayam, kangkung, kacang panjang dan lain-lainnya," tambahnya.

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024