Kendari (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) belum bisa memastikan besar kerugian akibat kerusakan prasarana jalan dan jembatan akibat banjir di Kabupaten Konawe Utara dan Konawe, Sulawesi Tenggara.
"Hingga kini belum bisa kami pastikan kerugian akibat rusaknya jalan dan jembatan, karena beberapa titik tertentu masih terendam banjir. Saat ini masih kami koordinasikan dengan pemda kabupaten dan provinsi," kata Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) XXI Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR Yohanis Tulak Todingrara kepada ANTARA di Kendari, Selasa.
Menurut dia, pihaknya fokus pada penanganan tanggap darurat perbaikan jembatan di Kabupaten Konawe Utara yang terputus akibat terdampak banjir pada awal Juni 2019 ini.
"Dua jembatan di wilayah Trans-Sulawesi yakni Jembatan Sungai Asera dan Jembatan Sungai Rahabangga, sejak Senin (17/6/2019) sudah bisa difungsionalkan atau dilalui," ujarnya.
Ia mengatakan, pembuatan jembatan darurat dari besi (bailey) beberapa hari pascabanjir sudah disiapkan, namun tidak bisa langsung dikerjakan karena akses untuk membawa sejumlah material ke lokasi bencana saat itu masih sulit dilalui karena beberapa jalur antarprovinsi masih tergenangi air.
Baca juga: Jembatan Amblas, Jalur Sultra-Sulteng Terputus
Jembatan Sungai Rahabangga di Konawe Utara yang terputus, kini sudah dilalui setelah dilakukan perbaikan. (ANTARA/Azis Senong)
Menurut Yohanis, untuk mempercepat pemulihan perbaikan jalan dan jembatan yang masih sulit dijangkau, pihaknya masih terus melakukan koordinasi dengan pemerintah provinsi dan kabupaten untuk melakukan penanganan darurat semipermanen yang tujuannya agar jalan rusak itu segera berfungsi.
"Dalam kondisi saat ini yang diutamakan adalah penanganan darurat, dan selanjutnya setelah kondisi cuaca sudah aman maka akan dibangun secara permanen," ujarnya.
Banjir akibat curah hujan yang tinggi sejak awal Juni 2019 menggenangi sejumlah kabupaten dan kota di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Sejumlah fasilitas umum seperti jalan dan jembatan rusak. Rumah warga pun tak luput dari terjangan banjir.
Penanganan tanggap darurat pascabencana banjir, kata Yonais, seperti perbaikan infrastruktur jalan dan jembatan yang rusak serta pembersihan kota terus dilakukan dengan menempatkan petugas di sejumlah titik rawan.
"Setelah banjir surut, perbaikan dilakukan di dua titik jembatan yang rusak parah yakni, Asera atau Lasolo, Woimendaa, Baeni II, dan Rahabangga. Dan saat ini semuanya sudah bisa dilalui," tuturnya.
Baca juga: IOF Sultra salurkan bantuan untuk korban banjir Konawe
Baca juga: Kerugian akibat banjir Konawe Selatan Rp19,422 miliar
Baca juga: Sedang diperbaiki, Jalur Sultra-Sulteng segera pulih kembali
"Hingga kini belum bisa kami pastikan kerugian akibat rusaknya jalan dan jembatan, karena beberapa titik tertentu masih terendam banjir. Saat ini masih kami koordinasikan dengan pemda kabupaten dan provinsi," kata Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) XXI Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR Yohanis Tulak Todingrara kepada ANTARA di Kendari, Selasa.
Menurut dia, pihaknya fokus pada penanganan tanggap darurat perbaikan jembatan di Kabupaten Konawe Utara yang terputus akibat terdampak banjir pada awal Juni 2019 ini.
"Dua jembatan di wilayah Trans-Sulawesi yakni Jembatan Sungai Asera dan Jembatan Sungai Rahabangga, sejak Senin (17/6/2019) sudah bisa difungsionalkan atau dilalui," ujarnya.
Ia mengatakan, pembuatan jembatan darurat dari besi (bailey) beberapa hari pascabanjir sudah disiapkan, namun tidak bisa langsung dikerjakan karena akses untuk membawa sejumlah material ke lokasi bencana saat itu masih sulit dilalui karena beberapa jalur antarprovinsi masih tergenangi air.
Baca juga: Jembatan Amblas, Jalur Sultra-Sulteng Terputus
Menurut Yohanis, untuk mempercepat pemulihan perbaikan jalan dan jembatan yang masih sulit dijangkau, pihaknya masih terus melakukan koordinasi dengan pemerintah provinsi dan kabupaten untuk melakukan penanganan darurat semipermanen yang tujuannya agar jalan rusak itu segera berfungsi.
"Dalam kondisi saat ini yang diutamakan adalah penanganan darurat, dan selanjutnya setelah kondisi cuaca sudah aman maka akan dibangun secara permanen," ujarnya.
Banjir akibat curah hujan yang tinggi sejak awal Juni 2019 menggenangi sejumlah kabupaten dan kota di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Sejumlah fasilitas umum seperti jalan dan jembatan rusak. Rumah warga pun tak luput dari terjangan banjir.
Penanganan tanggap darurat pascabencana banjir, kata Yonais, seperti perbaikan infrastruktur jalan dan jembatan yang rusak serta pembersihan kota terus dilakukan dengan menempatkan petugas di sejumlah titik rawan.
"Setelah banjir surut, perbaikan dilakukan di dua titik jembatan yang rusak parah yakni, Asera atau Lasolo, Woimendaa, Baeni II, dan Rahabangga. Dan saat ini semuanya sudah bisa dilalui," tuturnya.
Baca juga: IOF Sultra salurkan bantuan untuk korban banjir Konawe
Baca juga: Kerugian akibat banjir Konawe Selatan Rp19,422 miliar
Baca juga: Sedang diperbaiki, Jalur Sultra-Sulteng segera pulih kembali