Wanggudu (ANTARA) - Akses jalan trans sulawesi yang menghubungkan antara Sultra dan Sulteng terputus karena jembatan Asera di Konawe Utara amblas pada Minggu (9/6) akibat banjir yang melanda daerah itu sejak 2 Juni 2019.

Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Konawe Utara, Djasmiddin, mengatakan peristiwa amblasnya jembatan itu, membuat ribuan masyarakat di lima kecamatan yakni, Kecamatan Asera, Oheo, Landawe, Langgikima dan Wiwirano terisolasi.

"Curah hujan yang terus melanda daerah ini memnuat debit air di areal jembatan Asera spontan naik drastis sampai 10 meter dari kondisi semula hingga masuk ke badan jembatan membuat bagian jembatan Asera atau bangunan penyanggah) antara jalan dan jembatan amblas," katanya.

Bupati Konawe Utara, Ruksamin, mengaku telah mengkerahkan seluruh personil Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk mengevakuasi masyarakat atas banjir bandang susulan yang terjadi di wilayahnya.

"Kami terus berupaya bersama seluruh jajaran terkait untuk membantu masyarakat atas musibah yang di alami dan terus membangun koordinasi dan komunikasi ke berbagai pihak memberikan bantuan kepada warga yang terdampak musibah banjir," katanya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Konawe Utara, menyebutkan bahwa titik lokasi banjir di daerah itu terus meluas hingga sat ini mencapai 13 desa.

Dikatakan, 13 titik yang terendam banjir yakni di Desa Tambakua, Langgiwo, Polora Indah, Sabandete, Mopute, Longeo, Tapuwatu, Walalindu, Alawanggudu, Puuwanggudu, Labungga, Laronanga dan Kelurahan Lino Moio.

Ke 13 desa tersebut berada di Kecamatan Langgikima, Asera, Oheo, Landawe, dan Andowia.
 

Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024