Kendari (Antaranews Sultra) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara merilis bahwa pada September 2018, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Sultra yang yang diukur oleh Gini Ratio adalah sebesar 0,392 atau turun 0,017 poin dibandingkan dengan Maret 2018 yang sebesar 0,409.
Kepala BPS Sultra, Moh Edy Mahmud di Kendari, Selasa, mengungkapkan, jika dibandingkan dengan Gini Ratio September 2017 yang sebesar 0,404, gini ratio September 2018 turun sebesar 0,012 poin.
"Dengan penurunan gini rasio Sultra pada September itu, berdasarkan perhitungan dan ukuran ketimpangan Bank Dunia, Sultra berada pada kategori tingkat ketimpangan sedang atau masih dalam posisi aman," katanya.
Menurut Edy Mahmud, Gini Ratio di daerah perkotaan pada September 2018 tercatat sebesar 0,410 turun dibanding Gini Ratio Maret 2018 yang sebesar 0,420 namun naik dibanding Gini Ratio September 2017 yang sebesar 0,408.
Sedangkan Gini Ratio di daerah perdesaan pada September 2018 tercatat sebesar 0,356 turun dibanding Maret 2018 yang tercatat sebesar 0,370 dan Gini Ratio September 2017 yang sebesar 0,373.
Lanjut Edy Mahmud, pada Maret 2018, distribusi pengeluaran kelompok penduduk 40 persen terbawah adalah sebesar 16,18 persen. Artinya pengeluaran penduduk masih berada pada kategori tingkat ketimpangan sedang.
"Jika dirinci menurut wilayah, di daerah perkotaan angkanya tercatat sebesar 14,82 persen yang artinya berada pada kategori ketimpangan sedang. Sementara untuk daerah perdesaan, angkanya tercatat sebesar 17,70 persen, yang berarti masuk dalam kategori ketimpangan rendah.
Kepala BPS Sultra, Moh Edy Mahmud di Kendari, Selasa, mengungkapkan, jika dibandingkan dengan Gini Ratio September 2017 yang sebesar 0,404, gini ratio September 2018 turun sebesar 0,012 poin.
"Dengan penurunan gini rasio Sultra pada September itu, berdasarkan perhitungan dan ukuran ketimpangan Bank Dunia, Sultra berada pada kategori tingkat ketimpangan sedang atau masih dalam posisi aman," katanya.
Menurut Edy Mahmud, Gini Ratio di daerah perkotaan pada September 2018 tercatat sebesar 0,410 turun dibanding Gini Ratio Maret 2018 yang sebesar 0,420 namun naik dibanding Gini Ratio September 2017 yang sebesar 0,408.
Sedangkan Gini Ratio di daerah perdesaan pada September 2018 tercatat sebesar 0,356 turun dibanding Maret 2018 yang tercatat sebesar 0,370 dan Gini Ratio September 2017 yang sebesar 0,373.
Lanjut Edy Mahmud, pada Maret 2018, distribusi pengeluaran kelompok penduduk 40 persen terbawah adalah sebesar 16,18 persen. Artinya pengeluaran penduduk masih berada pada kategori tingkat ketimpangan sedang.
"Jika dirinci menurut wilayah, di daerah perkotaan angkanya tercatat sebesar 14,82 persen yang artinya berada pada kategori ketimpangan sedang. Sementara untuk daerah perdesaan, angkanya tercatat sebesar 17,70 persen, yang berarti masuk dalam kategori ketimpangan rendah.