Kendari (Antaranews Sultra) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara menegaskan bahwa laju inflasi di daerah itu masih stabil berada pada angka 3,07 persen.

"Inflasi di daerah kita ini masih stabil karena berada dibawah target nasional yakni 5,0 persen," kata Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Disperindag Sultra, Muh Ali, di Kendari, Kamis.

Dikatakan, salah satu yang bisa mempengaruhi laju inflasi di daerah itu ketika terjadi perayaan hari-hari besar keagamaan seperti moment awal ramadhan, idul fitri, idul adha, natal dan tahun baru.

"Pada moment-moment tersebut, permintaan terhadap barang tinggi dan tidak dibarengi dengan ketersediaan stok, itulah yang memicu naiknya harga," katanya.

Menurut dia, ketika harga barang sudah naik karena tingkat permintaan yang tinggi, seperti harga beras maka pemerintah bekerja sama Perum Bulog melakukan operasi pasar.

"Tujuannya untuk menstabilkan harga barang, kekurangan stok dipenuhi oleh Bulog," katanya.

Pada operasi pasar seperti beras itu, harga beras dijual di bawah harga eceran tertinggi agar bisa meningkatkan daya beli masyarakat.

Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 57 Tahun 2017 tentang penetapan harga eceran tertinggi beras (HET), untuk beras premium Rp12.800 per kilogram. Sementara beras medium harga eceran tertingginya Rp9.450 per kilogram.

"Kalau beras medium, Bulog menjual di pasaran dengan harga Rp9.350 per kilogram, atau lebih rendah dari harge eceran tertinggi," katanya.

Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024