Kendari, Antara Sultra - Direktur Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Dr. Yusuf Hamra, MSc menjelaskan, tingkat ekonomi yang mapan menjadi salah satu indikator meningkatkanya pengidap HIV AIDS di daerah ini.

"Tidak mungkin seorang korban HIV/AIDS bisa mengakses yang seperti itu bila tidak punya uang. Semakin berkembang ekonomi kita, hiburan malam semakin banyak, pekerja seks juga akan berkembang," katanya saat menanggapi terkait penyakit HIV/AIDS yang belakangan ini cukup banyak ditemukan penyekit yang mematikan tersebut.

Ia mengatakan, penyakit HIV/AIDS di Sultra dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan.

Data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara menyebutkan, sejak kurun waktu 2004 hingga 2017 telah ditemukan 987 orang mengidap penyakit HIV/AIDS, dari jjumlah tersebut 150 orang telah meninggal dunia.

"Khusus di tahun 2017 saja, jumlah penderita mencapai 125 orang. Ironisnya sekitar 45 persen penderita tersebut diikuti dengan mengidap penyakit TBC." ujar Dirut RSUP Bahteramas.

Namun disisi lain, lanjut Yusuf, diantaraya penderita tersebut ada juga Ibu rumah tangga yang tidak tahu menahu justru mengidap penyakit AIDS karena dibawa oleh suaminya setelah melakukan hubungan seks dengan orang lain.

"HIV/AIDS itu sekarang bukan murni hanya diderita oleh para pekerja seks. Orang baik-baik pun, seorang ibu rumah tangga pun kalau suaminya mendapatkan dari luar, membawa pulang ke rumah maka sang ibu bisa menjadi penderita HIV posotif," tambahnya.

Menurut Yusuf Hamra, penderita HIV/AIDS ibarat fenomena gunung es, dimana yang kelihatan dipermukaan jumlahnya sedikit, tapi yang tidak terdata jumlahnya lebih banyak lagi.

Yusuf Hamra mengajak semua pihak mulai dari stakeholder, pemuka agama, LSM maupun tokoh masyarakat untuk bersama-sama mencegah penyebaran penyakit tersebut di Sulawesi Tenggara.

Pewarta : Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024