Kendari, Antara Sultra - Harga lada putih di pasarkan kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) pada tingkat pedagang pengecer kini mencapai Rp120.000 per kilogram atau alami kenaikan dibanding dengan bulan lalu pada kisaran Rp115.000 per kilogram.

Keterangan dari petugas Pengelola Informasi Pasar (PIP) Dinas Perkebunan dan Hortikultura Provinsi Sultra, Adnan Jaya di Kendari, Rabu mengatakan, capaian harga lada putih sebesar itu merupakan nilai yang cukup tinggi sepanjang 2017, meskipun pada tahun lalu juga melampau harga saat ini yang mencapai kisaran Rp125.000 hinggta Rp130.000 per kilogram.

"Kenaikkan harga lada itu, pada pedagang pengecer, sementara untuk penjualan ditingkat petani produsen, pedagang pengumpul dan pedagang antardaerah hanya berkisar pada Rp60.000 hingga Rp70.000 per kilogram," ujarnya.

Adnan Jaya mengatakan, komoditas lada putih yang merupakan produk unggulan sebagian petani di Sultra khususnya di wilayah kabupaten Konawe, Konawe Selatan dan Kolaka Timur, telah memasuki masa panan pertama, yang awal poanen petani sejak bulan September dan berakhir pada November 2017.

"Masa panen petani memang waktunya cukup lama, karena di masing-masing daerah mengalami berbedaan musim tanam, sehingga otomatis saat berbuah hingga panen, waktunya akan berbeda," ujar, Asmudin (48), salah seorang petani lada di Kecamatan Abuki Kabupaten Konawe.

Ia mengatakan, proses panen lada di sekitar perkebunan mereka, juga tidak serentak namun ada perbedaan waktu yang cukup mencolok. Sebagai contoh dari tiga kecamatan di kawasan itu, petani lada tidak serentak panen karena disebabkan musim yang berubah-uabh antara satu wilayah dengan wilayah lain di Konawe.

"Artinya bahwa bila hujan di wilayah kecamatan Abuki, belum tentu di wilayah lain juga alamai seperti itu, karena cuaca akhir-akhir ini tidak bisa di prediksi dan selalu berubah-ubah," ujar, Bahar (45), petani lada di Kecamatan Angata kabupaten Konawe Selatan.

Pewarta : Azis Senong
Editor :
Copyright © ANTARA 2024