Kendari, Antara Sultra - Gejala inflasi yang terjadi berkesinambungan di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) disebabkan mata rantai distribusi komoditas dari produsen ke konsumen yang panjang.

Pengamat ekonomi Sultra DR. Akhmad Firman di Kendari, Minggu, mengatakan rantai distribusi kebutuhan yang panjang berdampak pada tingginya harga jual.

"Sederhana untuk menekan tingginya harga kebutuhan yang berimplikasi inflasi adalah memperpendek rantai distribusi komoditas dari produsen atau petani ke konsumen," kata Akhmad.

Kapasitas petani daerah ini harus ditingkatkan agar memiliki keterampilan mumpuni dalam menjalankan profesi sebagai petani atau nelayan.

Ia memberi contoh beberapa kebutuhan pangan masih dipasok dari luar daerah, seperti telur, bawang putih, bawang merah, cabai merah, wortel, kentang, kol dan lain-lain.

Selain alur distribusi yang panjang berbagai kondisi tidak terduga juga patut dipertimbangkan, seperti cuaca ekstrim yang menghambat kelancaran pendistribusian.

"Kalau Sultra mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan berdampak pada peningkatan pendapatan petani dan belanja konsumen stabil," katanya.

Ia mengharapkan pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat merancang kebijakan menangkal tengkulak sebagai penyumbang lonjakan harga berlipat ganda.

Pewarta : Sarjono
Editor :
Copyright © ANTARA 2024