Kendari (Antara Sultra) - Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Minot Purwahono, mengatakan inflasi Sultra sampai dengan April 2017, sebesar 0,63 persen atau secara tahunan sebesar 2,64 persen (yoy).

"Tekanan inflasi pada awal tahun sebagian besar berasal dari sisi kelompok komoditas tertentu. Seiring dengan kebijakan pemerintah di bidang energi, khususnya tarif tenaga listrik," kata Minot, di Kendari, Kamis.

Dikatakan, tekanan inflasi pada kelompok makanan rawan naik turun (volatile food) dan inflasi inti pada awal 2017, relatif terkendali seiring terjaganya pasokan di pasar.

"Untuk mengantisipasi kenaikan harga menjelang Ramadhan, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) akan meningkatkan intensitas pemantauan harga di pasar," katanya.

Termasuk kata dia, melakukan koordinasi dengan pemangku kepentingan terkait untuk memastikan ketersediaan komoditas strategis dan mengurangi tekanan harga di pasar.

Menurutnya, upaya lain yang akan ditempuh untuk mencegah spekulasi harga yakni dengan menggelar pasar murah, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten atau kota.

"Serta menghimbau masyarakat untuk melakukan konsumsi secara wajar pada bulan Ramadhan nanti," katanya.

Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024