Kupang (Antara News) - Kepala Operasi Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Nusa Tenggara Timur Danang Suryana mengatakan anomali iklim El Nino telah berdampak pada kekeringan sehingga buaya muara keluar dari habitatnya di air rawa masuk ke air laut.

         Ketika air tawar yang selama ini didiami buaya muara itu mengering, otomatis buaya mulai keluar dari habitatnya dan mencari aman ke tempat lain termasuk di antaranya ke pantai-pantai seperti Pantai Lasiana dan Nunsui Kota Kupang yang bersambungan langsung dengan kali muara," katanya, di Kupang, Selasa.

         Ia menyampaikan hal itu terkait tanggapan BKSDA NTT atas fenomena berkeliaran binatang liar seperti buaya muara di sejumlah pantai dalam Kota Kupang, karena habitatnya sudah rusak atau karena sebab lain.

         Menurut Danang, sejumlah buaya yang berkeliaran di pantai-pantai yang merupakan objek wisata dalam Kota Kupang itu disebabkan habitat para buaya itu telah tergerus oleh anomali iklim panas berkepanjangan hingga berakibat berkurang debit air bahkan terjadi kekeringan.

         Kondisi itu membuat para binatang buas itu berpindah habitat dengan menyebar masuk ke air laut dan sering berbaring di pantai-pantai wisata, sehingga mengganggu kenyamanan pengunjung.

         Ia mengaku telah melakukan upaya pencegahan dengan menghalau serta menangkap binatang liar itu, meskipun masih mengalami kendala dalam operasi itu karena keterbatasan fasilitas penunjang yang modern dan sistematis.

         "Cara lain yang kami lakukan adalah melakukan penangkapan secara manual binatang itu, termasuk mengimbau warga yang berkunjungan ke pantai-pantai wisata setempat untuk selalu mewaspadai berkeliaran buaya muara itu," katanya lagi.

         Dia menyatakan selama lima tahun terakhir sejak 2011 hingga Juli 2016 sudah ada kejadian 34 orang warga Kota dan Kabupaten Kupang yang berkunjung ke pantai tewas diterkam buaya muara.

         "Selama lima tahun terakhir sejak tahun 2011 hingga Juli 2016, total warga yang tewas diterkam buaya saat berkunjung atau beraktivitas ke Pantai Nunsui Kabupaten Kupang dan Pantai Lasiana Kota Kupang mencapai 34 orang," katanya pula.

         Korban terkaman buaya sebanyak 34 orang itu, kata Danang lagi, sembilan orang di antaranya tewas diserang binatang buas itu sejak Januari hingga pertengahan Juli 2016, sehingga berdampak telah membuat orang enggan berkunjung ke dua tempat wisata itu karena takut dengan buaya tersebut.

         Sebanyak 9 warga di Kota dan Kabupaten Kupang selama periode Januari hingga Juli 2016 dilaporkan tewas, setelah diterkam buaya di sejumlah lokasi di dua daerah itu.

         "Sejak Januari hingga Juli 2016 sudah 9 orang warga yang tewas akibat diserang buaya atau rata-rata setahun sebanyak enam warga yang tewas dimakan buaya," kata Danang pula.

         Ia mengatakan buaya masih nampak berada di perairan Pantai Nunsui dan Lasiana, dan terakhir pada Kamis (25/7) seekor buaya muara berukuran besar ditemukan sedang berjemur di pantai wisata Lasiana Kupang.

         Namun, buaya tersebut gagal ditangkap oleh petugas BKSDA NTT, karena keterlambatan kapal tangkapan dan kerumunan warga yang hendak menyaksikan buaya itu, sehingga buaya kabur kembali ke dalam laut.

         "Petugas BKSDA sempat berupaya mengejar buaya tersebut, namun upaya yang dilakukan sekitar dua jam tak membuahkan hasil, sehingga petugas kembali ke daratan. Kami gagal menangkap buaya berukuran besar saat berjemur di pantai Lasiana," kata Danang lagi.

Pewarta : Hironimus Bifel
Editor :
Copyright © ANTARA 2024