Baubau (Antara) - Sebanyak 87 siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 5 Kota Baubau melakukan aksi mogok belajar sejak Senin (28/9) karena memprotes kemalasan para guru dalam menggelar proses belajar mengajar di sekolah itu.
Akibat terhenti aktivitas belajar mengajar hingga Selasa (29/9), lima anggota DPRD Kota Baubau yakni La Rusu, Hariono Hafied, H Sudin, Irwan, dan La Andi meninjau sekolah tersebut sekaligus menggelar diskusi bersama Kepala SMK 5 Baubau, La Jaman.
Hasil pertemuan itu disimpulkan bahwa pihak dewan itu akan menerima dan mengakomodir tuntutan para siswa untuk kepentingan proses belajar mengajar agar berjalan normal kembali.
Bahkan DPRD Kota Baubau akan meminta kepada Wali Kota Baubau khususnya dinas terkait untuk sesegera mungkin memperbantukan tenaga penyuluh pertanian di sekolah itu menjadi guru pembantu.
Di samping itu, penyediaan sarana olahraga yang menjadi tuntutan siswa yang akan dianggarkan dalam APBD dan akan menjadi prioritas dewan demi meningkatkan minat belajar siswa.
Sedangkan mengenai seragam sekolah yang juga menjadi tuntutan para siswa, pihak sekolah mengaku akan menekan pihak pengadaan baju seragam olahraga itu untuk segera mengirimkannya. Dimana baju sekolah tersebut dipesan dari Jakarta.
Sebelumnya para siswa memboikot seluruh jam belajar sehingga aktifitas proses belajar mengajar di sekolah itu lumpuh. Bahkan para siswa sekolah yang lebih dikenal dengan SMK Pertanian Kota Baubau itu menolak penjelasan para guru yang berupaya menenangkan para siswa agar dapat mengikuti pelajaran seperti biasanya.
"Bagaimana siswa mau masuk sekolah kalau guru-gurunya tidak ada di sekolah memberikan pelajaran. Lebih baik mereka tidak pergi sekalian agar mereka bisa lebih irit ongkos perjalanan kesekolah," ujar salah seorang tua siswa SMKN 5 yang enggan menyebutkan identitasnya.
Selain itu, protes para siswa itu juga didasari janji pihak sekolah dalam membangun sarana olahraga yang tidak terealisasi, serta pengadaan seragam olahraga siswa yang tidak kunjung dibagikan oleh pihak sekolah itu.
Sementara itu, Kepala SMK Negeri 5 Baubau, La Jaman menjelaskan pihaknya sangat menyayangkan aksi mogok belajar siswa sebagai wujud protes terhadap kemalasan para guru.
Meskipun demikian pihaknya tengah membangun komuniikasi terhadap guru-guru SMK Negeri 5 Baubau serta orang tua siswa agar proses belajar mengajar dapat berlangsung kembali secara normal.
"Kami sangat sayangkan sikap para siswa ini. Tapi saya sudah bangun komunikasi dengan orang tua siswa dan guru disekolah agar proses belajar mengajar kembali berjalan normal," ujarnya.
Dia menambahkan, tuntutan para siswa agar memiliki guru yang lebih berkompeten di bidangnya serta memiliki sarana dan prasarana penunjang sekolah harus melalui proses, yang bukan dilakukan oleh pihak sekolah, melainkan pihak Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Baubau.
"Memang kami sangat kekurangan guru, apalagi yang berkompeten di bidangnya khususnya pertanian. Yang ada saat ini kami hanya memiliki 10 orang tenaga pengajar dengan jumlah kelas belajar sebanyak enam kelas. Kalau diperkirakan jumlah pengajar untuk enam kelas itu seharusnya ada 20 guru diberbagai bidang studi yang mengajar di sekolah itu," ujarnya.

Pewarta : Oleh Yusran
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024