Kendari (Antara News) - Perekonomian masyarakat Kabupaten Wakatobi relatif tidak terpengaruh langsung oleh pelemahan nilai tukar rupiah yang saat ini menyentuh angka Rp14.000 per dolar Amerika Serikat.


"Bagi masyarakat kami di Wakatobi, tidak mengalami dampak langsung dari melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika karena masyarakat Wakatobi dalam bertransaksi tidak menggunakan dolar," kata Bupati Wakatobi, Hugua di Kendari, Selasa.


Menurut dia, masyarakat Wakatobi baru terkena dampak ekonomi ketika pemerintah mengambil kebijakan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).


Hal itu terjadi kata dia, karena sebagian besar kebutuhan pokok termasuk sayur-sayuran, telur dan daging di Wakatobi dipasok dari daerah lain di Indonesia.


"Oleh karena berbagai kebutuhan pokok di Wakatobi didatangkan dari daerah lain, maka ketika pemerintah menaikkan harga BBM seluruh kebutuhan masyarakat ikut naik karena biaya transportasi juga naik," katanya.


Justru, kata dia, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ikut mendorong peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara di Wakatobi.


"Dengan nilai tukar rupiah yang rendah, maka para wisatawan mancanegara merasa lebih mudah berlibur di Wakatobi karena dengan membawa dolar sedikit bisa mendapatkan mata uang rupiah lebih banyak," katanya.


Ia mengatakan pada 5 September 2015 di Wakatobi akan berlangsung kegiatan bertaraf internasional yakni `Meeting UCLG-ASPAC` yang akan dihadiri 176 bupati dan gubernur se-Asia Pasifik.


"Pada kegiatan ini, setiap bupati dan gubernur dari berbagai negara membawa delegasi belasan bahkan puluhan orang. Jika para delegasi itu membelanjakan uang sebesar Rp1 juta per hari, maka uang yang akan beredar di Wakatobi bisa mencapai miliaran rupiah," katanya.

Pewarta : Oleh Agus
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024