Manado   (Antara News) - Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mengekspor biji pala ke empat benua, yakni Amerika, Eropa, Asia, dan Afrika pada akhir Agustus 2014.

         "Biji pala yang diekspor ke Amerika, Eropa, Asia, dan Afrika tersebut sebanyak 162,5 ton dengan sumbangan devisa sebesar 1,97 juta dolar Amerika Serikat (AS)," kata Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Pergadangan Provinsi Sulut T. Hasudungan Siregar di Manado, Rabu.

         Biji pala tersebut, diekspor ke Amerika Serikat sebanyak 25 ton dengan sumbangan devisa bagi daerah sebesar 260.625 dolar AS, ke Eropa yakni Italia sebanyak 61,5 ton dengan nilai 775.500 dolar AS.

         Ke Asia yakni Singapura sebanyak 17 ton dengan nilai 195.500 dolar AS dan ke Vietnam sebanyak 44 ton dengan nilai 562.350 dolar AS.

         "Yang diekspor ke Afrika Selatan sebanyak 15 ton dengan sumbangan devisa 180.000 dolar AS," katanya.

         Ekspor biji pala ke empat benua tersebut, katanya, semakin mengokohkan pala sebagai salah satu komoditas penyumbang devisa cukup signifikan bagi Sulut.

         "Komoditas biji pala dan bunga pala asal Sulut memang diminati Belanda bahkan negara-negara di Uni Eropa, sejak dulu karena sangat banyak manfaatnya bagi masyarakat, antara lain untuk rempah-rempah karena rasanya yang sangat khas," katanya.

         Hal tersebut, katanya, harus bisa dimanfaatkan para petani untuk meningkatkan produksinya dan menghasilkan tanaman pala yang berkualitas baik agar makin disukai di seluruh dunia.

         Pala produksi Sulut bukan hanya diminati negara-negara di Asia dan Uni Eropa tersebut, tetapi juga berhasil menarik minat pasar Afrika.

         "Minat tersebut ditandai dengan makin banyaknya permintaan ekspor pala dan bunganya ke berbagai negara di dunia, ini menunjukkan mutu komoditas pala daerah ini cukup baik," ujarnya.

         Ia juga mengatakan pala Sulut yang banyak diekspor ke Eropa, Amerika, dan Afrika tersebut, berasal dari Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sangihe, dan Talaud.

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor :
Copyright © ANTARA 2024