Sentani,   (ANTARA News) - Lebih dari 30 perusuhaan di lima negara mengirimkan utusan dagang ke Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, guna menjajaki kemungkinan melakukan investasi di bidang perkebunan, terutama kakao di daerah itu.

Informasi yang diperoleh Wakil Bupati Kabupaten Jayapura, Zadrak Wamebu, SH, MM, yang didampingi Sekretaris Daerah Drs. Edyson Muabuay, ketika menerima rombongan pengusaha itu, di Sentani, Senin mengatakan, para pengusaha itu berasal dari Jepang, Timor Leste, Thailand, Kore Selatan dan Vietnam.

Wakil Bupati Jayapura mengatakan, kedatangan rombongan pegusaha dari lima negara tersebut untuk melihat langsung kualitas produksi kakao di daerah ini.

"Kedatangan mereka di sini untuk melakukan penelitian terhadap kualitas produksi kakao kita serta bagaimana produksinya di tingkat petani. Mereka berencana menanamkan modalnya di sini dalam hal ini jual beli kakao," katanya.

Hanya, kata Wakil Bupati Jayapura, sebelum menanamkan modal mereka terlebih dahulu melakukan peninjauan wilayah itu, termasuk ke sentra produksi kakao di Distrik Kemtuk Gresi.

Zadrak menyatakan, dari hasil survey mereka akan dibawah ke Jepang selanjutnya diteliti untuk mengetahui kualitas kakao di Kabupaten Jayapura.

Selain itu, kata dia, kedatangan rombongan yang dimotori pengusaha dari Jepang itu, untuk melihat langsung cara petani mengelola kakao guna mendapatkan hasil yang berkualitas dengan standar internasional.

Kunjungan pengusaha dari luar negeri itu, disambut baik pemerintah setempat, karena sejak dikembangkan melalui progam wajib tanam kakao (GWTK) produksi kakao di Kabupaten Jayapura cukup tinggi, hanya saja yang menjadi masalah selama ini adalah pemasaran.

Menurut Wakil Bupati, jika para pengusaha dari lima negara itu memutuskan untuk melakukan investasi di Kabupaten Jayapura, maka dengan demikian, para petani mendapatkan pasaran yang jelas atas komoditas kakao yang mereka hasilkan.

"Sekarang pasaran terbuka lebar, ini merupakan semangat dan dorongan bagi petani untuk menekuni program tanam kakao," harapnya.

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024