Raha (ANTARA News) - Petani di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra), melakukan panen perdana jagung kuning dengan ujicoba menggunakan pupuk kulit mete.
Bupati Muna, LM Baharuddin, di Muna, Minggu mengatakan, menyambut gembira hasil penen petani di Desa Warambe, Kecamatan Parigi atau sekitar 75 kilometer arah selatan dari Kabupaten Muna.
"Hasil panen jagun petani ini, sebagai rangkaian atau jejak dari petani di Gorontalo. Makanya dengan hasil panen ini, diharapkan dapat memicu produksi jagung petani di masa mendatang," katanya.
Ia mengatakan, ujicoba lahan seluas empat hektare itu menghasilkan jagung rata-rata 5,6 ton jagung basah, padahal biasanya petani setempat hanya mampu menghasilkan 1-1,5 ton per hektare.
Kepala BPTP Sultra, Dr Ir Muh Taufik Natule, dalam keterangan terpisah mengatakan, penggunaan limbah kulit mete sebagai pupuk organik, adalah yang pertamakali di Sultra di dilakukan uji coba di Muna.
"Hasilnya, cukup menggembirakan. Di mana satu hektar bisa memproduksi 5,6 ton jagung," katanya.
Ia menyebutkan, untuk uji coba pupuk dari kulit mete itu, pengembangannya baru difokuskan di Kabupaten Muna sebab selain tanahnya memang dianggap cocok juga limbah mete cukup banyak di daerah itu.
Selain itu untuk meningkatkan produksi jagung, kata Taufik, pihaknya juga menggunakan varietas unggul.
Di Kecamatan Parigi, varietas yang dikembangkan adalam Bima 3. Keunggulan dari varietas Bima 3, masa panennya 100 hari, kemudian batang dan daunya masih hijau tapi sudah bisa dipanen dan untuk batang dan daunnya bisa juga digunakan untuk makanan ternak.
Keunggulan lain varietas Bima 3, selain tanam jagung bisa dapat makanan ternak juga toleran dengan kondisi panas dan keasaman tanah.
Bupati Muna, LM Baharuddin mengatakan, di Kabupaten Muna banyak potensi unggulan, namun untuk pengembangannya hanya fokus pada beberapa unggulan.
Pemkab Muna di era pemerintahannya, fokus mengembangkan lima produk yang dikenal dengan "Sarung Mekah". Sarung Mekah akronim dari sapi, rumput laut, jagung, mete dan hasil hutan.
Untuk pengembangan jagung, terang mantan Kadinkes Muna itu, Pemda akan membantu memberikan alat pertanian. Untuk pembagiannya, Ia menginstruksikan kepada Dinas Pertanian, berdasarkan kebutuhan.
Kedepan, kata Bupati Muna, dapat dikenal sebagai penghasil jagung, bukan saja Gorontalo.
"Ilmu untuk menanam jagung kita sudah punya, karena menjadi sumber kehidupan orang tua kita dulu. Jadi kita tidak perlu banyak diajar, tinggal melakukan perbaikan teknologi, "ujarnya. (Ant)
Bupati Muna, LM Baharuddin, di Muna, Minggu mengatakan, menyambut gembira hasil penen petani di Desa Warambe, Kecamatan Parigi atau sekitar 75 kilometer arah selatan dari Kabupaten Muna.
"Hasil panen jagun petani ini, sebagai rangkaian atau jejak dari petani di Gorontalo. Makanya dengan hasil panen ini, diharapkan dapat memicu produksi jagung petani di masa mendatang," katanya.
Ia mengatakan, ujicoba lahan seluas empat hektare itu menghasilkan jagung rata-rata 5,6 ton jagung basah, padahal biasanya petani setempat hanya mampu menghasilkan 1-1,5 ton per hektare.
Kepala BPTP Sultra, Dr Ir Muh Taufik Natule, dalam keterangan terpisah mengatakan, penggunaan limbah kulit mete sebagai pupuk organik, adalah yang pertamakali di Sultra di dilakukan uji coba di Muna.
"Hasilnya, cukup menggembirakan. Di mana satu hektar bisa memproduksi 5,6 ton jagung," katanya.
Ia menyebutkan, untuk uji coba pupuk dari kulit mete itu, pengembangannya baru difokuskan di Kabupaten Muna sebab selain tanahnya memang dianggap cocok juga limbah mete cukup banyak di daerah itu.
Selain itu untuk meningkatkan produksi jagung, kata Taufik, pihaknya juga menggunakan varietas unggul.
Di Kecamatan Parigi, varietas yang dikembangkan adalam Bima 3. Keunggulan dari varietas Bima 3, masa panennya 100 hari, kemudian batang dan daunya masih hijau tapi sudah bisa dipanen dan untuk batang dan daunnya bisa juga digunakan untuk makanan ternak.
Keunggulan lain varietas Bima 3, selain tanam jagung bisa dapat makanan ternak juga toleran dengan kondisi panas dan keasaman tanah.
Bupati Muna, LM Baharuddin mengatakan, di Kabupaten Muna banyak potensi unggulan, namun untuk pengembangannya hanya fokus pada beberapa unggulan.
Pemkab Muna di era pemerintahannya, fokus mengembangkan lima produk yang dikenal dengan "Sarung Mekah". Sarung Mekah akronim dari sapi, rumput laut, jagung, mete dan hasil hutan.
Untuk pengembangan jagung, terang mantan Kadinkes Muna itu, Pemda akan membantu memberikan alat pertanian. Untuk pembagiannya, Ia menginstruksikan kepada Dinas Pertanian, berdasarkan kebutuhan.
Kedepan, kata Bupati Muna, dapat dikenal sebagai penghasil jagung, bukan saja Gorontalo.
"Ilmu untuk menanam jagung kita sudah punya, karena menjadi sumber kehidupan orang tua kita dulu. Jadi kita tidak perlu banyak diajar, tinggal melakukan perbaikan teknologi, "ujarnya. (Ant)