Kendari (ANTARA News) - Perdagangan antarpulau produk jagung petani di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra), saat ini mulai merambah pasar di Pulau Jawa dan Bali.

"Bila beberapa tahun lalu, produk jagung yang dihasilkan petani Muna hanya dipasarkan antarkabupaten di Sultra, tapi selama dua tahun terakhir ini telah diantarpulaukan ke pulau Jawa dan Bali," kata Ayuba, pengusaha antarpulau hasil bumi di Kendari, Sabtu.

Permintaan jagung antrapulau itu tidak lagi menjadi kendala bagi pengusaha hasil bumi karena telah tersedia sarana pelabuhan feri di Muna yang menghubungkan Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, yang kemudian diantarpulaukan ke Jawa dan Bali.

Produk jagung petani di Muna, kata Ayuba, memiliki kualitas yang dapat memenuhi kebutuhan bahan baku industri pabrik tepung jagung dan pakan ternak di Tanah Air.

Ayuba tidak menjelaskan jumlah produksi jagung yang dihasilkan petani di wilayah kepulauan Sultra itu, namun mengatakan bahwa setiap bulannya para pedagang bisa mengantarpulaukan produk pertanian itu sekitar 200-250 ton.

Ia menambahkan, perusahaannya telah melakukan pengangkutan perdana produk jagung dari Muna sejak April 2010 dengan menggunakan kendaraan truk melalui pelabuhan feri dari Muna menuju Bulukumba.

Produksi jagung di Muna tersebar do Kecamatan Parigi, Kabawo, Tikep, Lawa, Batalaiworu, dan Bone, tingkat produksi sekitar 2-3 ton per hektare.

Anggota DPRD Kabupaten Muna, La Ode Dirun mengatakan, Pulau Muna selain memproduksi jagung lokal untuk kebutuhan konsumsi masyarakat, juga untuk memenuhi permintan pasar dari luar daerah.

"Upaya ini dilakukan oleh pemerintah kabupaten Muna sejak tahun 2010 dengan harapan bisa mempercepat dan mendongkrat pertumbuhan ekonomi kerakyatan di daerah penghasil kayu jati ini," katanya.

Menurut dia, dengan kehadiran pelabuhan feri yang mengubungkan Muna dengan Bulukumba ini, hampir semua produk pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan dari Muna dipasarkan ke luar provinsi Sultra melalui pelabuhan tersebut.



(T. A056)






Pewarta : Azis Senong
Editor :
Copyright © ANTARA 2024