Palu (Antara News) - Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola minta para bupati/wali kota di daerah itu mengawal distribusi pupuk, benih dan obat-obatan pertanian.
"Pupuk, benih dan obat-obatan pertanian di Sulteng sering terlambat tiba di lapangan sehingga petani mengalami kesulitan meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman," katanya di Palu, Minggu.
Gubernur Longki meminta perhatian serius dari kepala daerah di kabupaten dan kota di Sulteng agar lebih memperhatikan pendistribusian sarana produksi pertanian (saprodi) di daerahnya masing-masing.
Biasanya, pada saat musim tanam justru terkadang benih dan pupuk terlabat. Sudah waktunya petani menanam, tetapi karena benih dan pupuk terlambat, makanya jadwal tanam molor.
"Ini sering terjadi. Karena itu, bupati dan wali kota tolong mengawal ketat agar pupuk, benih dan obat-obat pertanian yang dibutuhkan petani tepat waktu, sasaran dan jumlah," pinta gubernur.
Menurut dia, jika semua terlambat, maka akan berpengaruh terhadap peningkatan produksi dan produktivitas tanaman yang dikembangkannya.
Sebaliknya, jika semua tepat sasaran, dipastikan produksi dan produktivitas tanaman akan meningkat.
Dinas Pertanian di kabupaten dan kota harus selalu berkoordinasi dengan semua pihak terkait, termasuk dengan Dandim dan Babinsa karena TNI sekarang ini ikut dilibatkan dalam program pencapaian swasembada pangan pada 2017.
"Jadi tenaga penyuluh lapangan Dinas Pertanian akan bersama-sama dengan penyuluh lapangan dari anggota TNI untuk mengawal program tersebut di setiap wilayahnya," kata Longki.
TNI juga akan membekali para anggotanya untuk mengikuti pelatihan sebagai tenaga penyuluh lapangan karena memang penyuluh lapangan Dinas Pertanian baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota di Sulteng masih sangat kurang.
Namun dengan adanya kerja sama dengan TNI, niscaya program swasembada pangan yang ditargetkan Presiden Joko Widodo pada 2017 bisa tercapai.
"Saya minta semua yang terlibat dalam program ini bekerja keras dan saling tetap koordinasi satu sama lain demi suksesnya program dimaksud," pinta Gubernur Longki.
Apalagi, Sulteng ditargetkan oleh Kementerian Pertanian untuk menjadi daerah pertama di Tanah Air yang mengekspor komoditas padi, jagung dan kedelai (PAJALA).
Ini bisa terjadi, jika semua pihak yang berkompoten bersama para petani dapat memanfaatkan semua potensi lahan yang ada untuk pengembangan ketiga komoditas tersebut.