Kendari (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari mengimbau warga untuk waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem yang melanda wilayah ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) itu.
Wali Kota Kendari Siska Karina Imran saat dihubungi di Kendari, Rabu, menjelaskan imbauan itu telah dikeluarkan melalui Surat Edaran Nomor 1323 Tahun 2025 berdasarkan kajian curah hujan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), yang berlaku sejak November 2025 hingga April 2026.
"Seluruh masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan guna meminimalisasi dampak bencana yang mungkin timbul," katanya.
Dalam menghadapi potensi bencana itu, masyarakat diminta melakukan beberapa langkah pencegahan, antara lain menjaga kebersihan lingkungan, terutama saluran drainase dan selokan, melalui normalisasi rutin, memeriksa serta memotong pohon yang kering dan rawan tumbang.
Selain itu, warga yang bermukim di daerah rendah atau lereng bukit diimbau untuk lebih waspada terhadap potensi banjir dan tanah longsor.
"Menyiapkan tempat khusus untuk menyimpan surat-surat berharga, pakaian, obat-obatan, dan uang tunai yang mudah dibawa sebagai tas siaga bencana," ujarnya.
Ia menjelaskan tentang pentingnya saat terjadi bencana, masyarakat segera mematikan arus listrik, mengamankan dokumen dan benda berharga, serta mengutamakan evakuasi kelompok rentan, seperti anak-anak, ibu hamil, lanjut usia, dan penyandang disabilitas.
Pemkot Kendari mengingatkan masyarakat selalu memperhatikan dan memantau informasi resmi dari Pemkot Kendari, BPBD Kota Kendari, dan pihak terkait.
"Warga diimbau untuk tidak mendengarkan atau menyebarkan informasi kebencanaan dari sumber yang tidak jelas dan belum tentu benar," katanya.
Terkait dengan pelaporan kondisi darurat, warga diminta menyimpan dan menghubungi nomor telepon layanan resmi Pemerintah Kota Kendari Call Center 112, yang beroperasi sebagai pusat respons cepat terintegrasi.

