Kendari (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kendari, mengimbau warga dan masyarakat untuk mewaspadai bencana tanah longsor yang sewaktu-waktu dapat terjadi akibat curah hujan dengan intensitas yang cukup tinggi di wilayah Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Kepala BPBD Kota Kendari Cornelius Padang, saat ditemui di Kendari, Kamis, menyampaikan bahwa imbauan tersebut menyusul wilayah Kendari yang beberapa hari terakhir terus diguyur hujan dengan intensitas sedang dan tinggi selama dua pekan terakhir. Bahkan, Kondisi itu diprediksi masih terjadi beberapa hari ke depan dari laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
"Memang kalau melihat curah hujan di Kendari ini terus turun, kami memberikan edukasi kepada masyarakat agar tetap waspada dan menjaga lingkungan agar dampak curah hujan ini tidak menimbulkan bencana," ungkap Cornelius.
Ia menuturkan dari pemetaan BPBD, ada 15 kelurahan berpotensi terdampak bencana tanah longsor dan banjir. Wilayah tersebut berada daerah perbukitan seperti Kecamatan Kendari, Kendari Barat, dan Mandonga.
Dia menjelaskan dari laporan yang diterima BPBD, sudah ada enam kejadian tanah longsor yang terjadi dalam kurung waktu 19-26 Juni 2025 akibat hujan deras. Daerah yang terdampak bencana tersebut seperti Punggaloba, Alolama, Kasilampe, Anggilowu, Sodoha.
"Ada tiga rumah warga yang terdampak, salah satunya rusak berat. Sehingga kami asesment untuk ditindaklanjuti ke dinas terkait agar segera dilakukan perbaikan," katanya.
Cornelius menyampaikan, dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan bencana, BPBD intens memberikan sosialisasi untuk wilayah-wilayah di tiga kecamatan, pemasangan rambu-rambu, dan menyiagakan personel 1x24 jam melalui tim reaksi cepat (TRC) utamanya memantau daerah yang rawan bencana tanah longsor.
"Jadi, kami bentuk tim itu satu regu 6 orang, piket bergantian siang dan malam, agar mereka siap melakukan tindakan cepat jika sewaktu-waktu terjadi bencana," jelasnya.
Selain itu, lanjutnya, warga yang merasa lingkungannya rawan bencana bisa melaporkan ke panggilan darurat atau Call Center 112 yang sudah diresmikan pemerintah kota.
Menurut dia bencana banjir yang sering terjadi di Kendari memang mulai teratasi berkat pengangkatan sedimen yang menjadi prioritas Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kendari. Begitu pula daerah yang rawan tanah longsor menjadi pemantauan utama BPBD.
Untuk, itu BPBD juga memberikan pelatihan tanggap darurat bencana kepada masyarakat, relawan, dan mitra BPBD utamanya kelurahan yang rawan terjadi banjir maupun tanah longsor.
"Kami juga mengedukasi kepada lurah dan camat agar aktifkan kerja bakti dan meminta masyarakat cepat melapor jika ada potensi bencana tanah longsor dan banjir di wilayah mereka," ungkap Cornelius.

