Moskow (ANTARA) - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova pada Rabu mengecam serangan udara Israel ke Lebanon dan Suriah.
Saat berbicara dalam sebuah konferensi pers di Moskow, Zakharova mengatakan meski ada seruan internasional untuk melakukan gencatan senjata, Israel melanjutkan serangannya di Lebanon.
"Setiap hari, pesawat Angkatan Udara Israel melancarkan serangan roket dan bom besar-besaran, dengan ratusan drone pengintai dan penyerang aktif di atas Lebanon selatan," kata dia.
"Kami menyaksikan pengabaian yang mencolok terhadap hukum humaniter internasional," kata Zakharova, seraya menambahkan bahwa beberapa serangan terjadi di lingkungan padat penduduk di Beirut dan kota-kota lain.
Dia mengutip contoh dari serangan pada 27 September, saat sebuah bom menargetkan enam bangunan perumahan bertingkat sehingga menimbulkan banyak korban sipil.
"Peringatan yang dikeluarkan kepada penduduk Lebanon tentang evakuasi dari wilayah tertentu sangat tidak efektif, yang mengakibatkan korban sipil jauh lebih banyak daripada pejuang Hizbullah," katanya menambahkan.
Menurut Zakharova, lebih dari satu juta warga Lebanon telah mengungsi di dalam negeri, sementara 400 ribu orang lainnya berhasil menyeberang ke Suriah sebelum serangan Israel di perbatasan Masna mengganggu jaringan transportasi antara Beirut dan Damaskus.
Terkait invasi darat Israel ke Lebanon, Zakharova mengatakan bentrokan antara pasukan Israel dan pejuang Hizbullah telah menunda kemajuan lebih lanjut.
Rusia memperkirakan bahwa Hizbullah, termasuk sayap militernya, masih terorganisasi dan beroperasi penuh, kata Zakharova menegaskan.
"Pada 3 Oktober, Rusia merupakan salah satu negara yang mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Beirut, dan juga mengevakuasi sejumlah personel diplomatik," katanya, seraya menekankan bahwa Moskow memandang Lebanon sebagai bagian penting dari krisis yang kian meningkat di Timur Tengah.
Dia menegaskan kembali kecaman Rusia terhadap semua aksi militer yang menyebabkan ketidakstabilan di kawasan dan menyampaikan belasungkawanya kepada keluarga korban, seraya menyerukan solusi diplomatik berdasarkan hukum internasional.
Serangan ke Damaskus
Mengomentari serangan Israel pada 8 Oktober ke Damaskus, Zakharova menggambarkannya sebagai "pelanggaran berat terhadap kedaulatan Suriah," seraya menekankan bahwa serangan tersebut menargetkan daerah permukiman padat penduduk sehingga menewaskan tujuh warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, dan melukai 11 orang lainnya.
"Sangat keterlaluan karena tindakan semacam itu menjadi praktik rutin yang dilakukan ke Suriah, Lebanon, dan Jalur Gaza. Kami sekali lagi menyerukan kepada Israel untuk menghormati kedaulatan negara dan menghormati norma-norma dasar hukum internasional," katanya menekankan.
Zakharova menunjuk pada "tindakan yang sangat tidak bertanggung jawab dan berbahaya dari agresi yang dilakukan," dan mengatakan hal itu jelas menunjukkan keinginan untuk lebih lanjut memperluas eskalasi bersenjata di kawasan tersebut.
"Tindakan agresi yang tidak bertanggung jawab ini menunjukkan keinginan jelas untuk lebih meningkatkan konflik regional," demikian kata Zakharova.
Sumber: Anadolu-OANA