Kendari (ANTARA) - Sejumlah pedagang perhiasan emas mengeluhkan penurunan omset penjualan perhiasan emas di salah satu Pasar Tradisional di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Salah satu pedagang jual beli emas di Kendari Ruslin, Selasa, mengaku sejak awal tahun 2024 ini omset toko miliknya serta beberapa toko lain yang berjualan di sekitarnya menurun drastis bila dibandingkan dengan 2 – 3 bulan belakangan.
Menurutnya penurunan daya beli masyarakat terhadap perhiasan emas ini dipengaruhi oleh kondisi ekonomi yang belum stabil di awal tahun yang baru.
"Untuk bulan ini penjualan sangat lesu, kemungkinan dipengaruhi oleh faktor ekonomi yang belum stabil di awal tahun seperti misalnya beberapa instansi yang terlambat gajian ditambah lagi harus menyeimbangkan dengan harga kebutuhan pokok yang fluktuatif,” katanya.
Ia menjelaskan bahwa untuk harga perhiasan emas sama sekali tidak mengalami kenaikan atau tetap di harga normal seperti misalnya perhiasan emas 23 karat yang masih tetap di harga Rp1 juta sampai Rp 1juta 50 ribu per gram, lalu emas 22 karat jenis cap 420 masih berada Rp650 ribu per gram sedangkan emas jenis cap 700 berada Rp850 ribu per gram.
“Untuk kenaikan harga emas yang fluktuatif itu terjadi hanya untuk emas 24 karat atau biasa dikenal dengan emas murni atau batangan sedangkan harga penjual emas perhiasan sama sekali tidak mengalami kenaikan,” ungkapnya.
Ia menambahkan untuk harga emas murni sendiri fluktuasi tidak begitu signifikan beberapa pekan terakhir. Kenaikan dan penurunannya relatif kecil dan tidak begitu berpengaruh.