Kendari (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara melalui UPTD Museum dan Taman Budaya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sultra akan mendorong pengembangan sanggar-sanggar kesinian daerah yang ada di Sultra.
"Dikbud Sultra berupaya mendorong para seniman agar sanggar-sanggar seni budaya yang ada di Sultra baik itu di wilayah Buton, Muna, Tolaki, Moronin dan Mekongga terus dii lestarikan dan dikembangkan," kata Kadis Dikbud Sultra, H.Yusmin, SPd,MH saat membuka Festival Seni Budaya Tingkat Komunitas dan Sanggar di Kendari, Rabu.
Kegiatan festival seni budaya tingkat komunitas di selenggarakan UPTD Museum dan Taman Budaya Provinsi Sultra itu diselenggarakan selama tiga hari (26-28 Juli 2023) dengan menghadirkan 17 sanggar dari empat kabupaten dan satu kota di Sultra.
Menurut Yusmin, ada banyak sekali kesenian tradisional di Sultra namun tidak sedikit pula yang hampir hilang karena tergerus zaman. Untuk itulah, ia mengajak para seniman dan masyarakat bersama-sama melestarikan kembali budaya dan kesenian warisan nenek moyang tersebut agar tidak hilang atau dibajak negara lain.
"Kalau bukan kita yang melestarikan sanggar-sangar budaya daerah siapa lagi. Kasihan generasi muda kita akan kehilangan budaya dan bahkan bahasa daerah pun sudah banyak anak-anak kita yang tidak mengetahui bahasa sendiri selain bahasa Indonesia," katanya.
Ia mencontohkan sekaligus mengapresiasi seorang Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka yang setiap ditanya wartawan, selalu dengan dialek dan bahasa Jawa. Dan ini menunjukkan bahwa kecintaan atas budaya daerah seorang walikota harus tetap terjaga dan dipertahankan.
Untuk itu, kata mantan Kepala Biro Kesra Pemprov Sultra itu untuk mempertahankan sanggar kebudayaan daerah lokal di Sultra, pihaknya dalam tahun melalui APBD perubahan 2023 untuk mengalokasikan dana untuk kegiatan yang menyangkut bidang kebudayaan yang di dalamnya kesenian tradisional daerah.
Sebelumnya, Kepala UPTD Museum dan Taman Budaya Sultra, Laudin,S.Sos.M.Hum dalam laporannya mengatakan, kegiatan festival seni budaya tingkat komunitas dan sanggar merupakan kegiatan rutin yang dilakukan setiap tahun, namun beberapa tahun lalu ditiadakan karena pandemi Covid-19.
"Untuk kegiatan tahun ini, Alhamdulillah mulai kita lakukan lagi dengan menghadirkan berbagai kesenian tradisional melalui sanggar-sanggar kesenian daerah dari berbagai kabupaten di Sultra," ujarnya.
Saat ini ada 17 sanggar kesenian yang diundang yakni dari Kabupaten Konawe, Bombana, Buton, Muna, Konawe Selatan dan Kota Kendari. Dan para sanggar-sanggar kesenian yang mengikuti festival selain mendapatkan piagam penghargaan juga uang pembinaan dari panitia.
Hadir pada kegiatan itu, Sekretaris Dikbdud Sultra Hj Angraeni Balaka, SE, MPd, Kabid GTK Dikbud Sultra, Husrin, SPd, Ka TU Museum dan Taman Budaya, Dr.W Syuhida, MPd, Kasi Taman Budaya Neti Setiawan, SE dan kasi Museum, Daud Topa, S,Sos.