Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan RI melaporkan sebanyak 18 orang jamaah haji Indonesia mengidap COVID-19 sepulang mereka di Tanah Air dari Arab Saudi.
"Per hari ini, tambah empat lagi jamaah haji Indonesia yang positif COVID-19. Jadi total ada 18 orang jamaah haji yang terkonfirmasi positif," kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Budi Sylvana yang dikonfirmasi di Jakarta, Rabu malam.
Menurut Budi, sebanyak 17 orang haji yang positif COVID-19 saat ini ada di Surabaya dan satu lainnya berada di Solo. Seluruh pasien mengalami gejala ringan sehingga memungkinkan untuk menjalani isolasi mandiri di tempat tinggal masing-masing.
Kementerian Kesehatan mewajibkan seluruh anggota jamaah haji Indonesia yang pulang dari Arab Saudi menjalani skrining kesehatan di setiap debarkasi untuk mencegah importasi kasus COVID-19.
Ketentuan pemeriksaan skrining Antigen COVID-19 yang semula secara acak dilakukan terhadap 10 persen dari jumlah jamaah haji setiap kloter, menjadi dilakukan terhadap seluruh jamaah haji yang kembali ke Indonesia.
Ketentuan tersebut diatur dalam Surat Pemberitahuan Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Nomor SR.03.4/C/3519/2022 tentang Perubahan Ketentuan Bagi Pengawasan yang berlaku per 15 Juli 2022.
Skrining kesehatan dilakukan di debarkasi masing-masing. Terhadap jamaah yang dinyatakan reaktif atas hasil pemeriksaan Antigen, langsung menjalani tes RT-PCR.
"Bagi jamaah yang sehat, nanti mereka bisa kembali ke rumahnya masing-masing, tapi tetap diharuskan melakukan pemantauan secara mandiri selama 21 hari ke depan," katanya.
Budi menambahkan hingga kini sudah 15 ribu lebih haji yang telah tiba di Tanah Air, sekitar 85 ribu lainnya masih berada di Arab Saudi untuk menanti giliran kepulangan.
Tetap prokes
Panitia haji meminta jamaah haji di Tanah Suci tetap tenang dan tidak perlu khawatir dengan informasi adanya sejumlah haji yang terpapar COVID-19 setiba di Tanah Air, namun diminta untuk tetap mematuhi protokol kesehatan.
"Jadi tidak usah khawatir karena proses mereka ketika diantigen kemudian positif akan dilakukan penanganan langsung, tapi sebagian besar jamaah kita sudah menerapkan protokol kesehatan," kata Kepala Biro Humas, Data dan Informasi Akhmad Fauzin di Jeddah, Rabu.
Begitu pula dengan keluarga jamaah haji di Tanah Air, ujar dia. tidak perlu khawatir terhadap kondisi jamaah yang sedang berhaji, baik yang masih di Tanah Suci maupun yang dalam perjalanan pulang ke Indonesia.
Ia mengimbau jamaah haji Indonesia selalu menaati protokol kesehatan dengan tetap memakai masker dalam setiap kesempatan, terutama di tempat umum kalau bersama jamaah yang lain, baik di Masjidil Haram maupun di Masjid Nabawi.
Menurut dia, masker juga harus tetap dikenakan selama penerbangan di pesawat hingga sampai debarkasi.
Menjaga protokol kesehatan, memakai masker, mencuci tangan, menghindari kerumunan yang terlalu dekat, katanya, adalah bagian dari ikhtiar supaya tidak terkena COVID-19.
Fauzin juga mengingatkan jamaah untuk tidak bepergian ke luar kota perhajian. Hal itu dimaksudkan agar jamaah tetap dapat menjaga stamina dan tidak kelelahan. Sebab, jika kelelahan, stamina dan imunitas menurun, sehingga bisa terpapar penyakit.
Kementerian Kesehatan menerbitkan kebijakan baru terkait tes antigen bagi seluruh jamaah setibanya di debarkasi. Kebijakan ini diterbitkan setelah adanya belasan orang dari 14.393 haji Indonesia yang dilaporkan positif COVID-19 setelah dilakukan pemeriksaan setibanya di debarkasi haji Tanah Air, sejak awal kepulangan 15 Juli 2022.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenkes: 18 orang haji positif COVID-19, terbanyak di Surabaya