• Top News
  • Terkini
  • Rilis Pers
Antaranews.com
Tentang Kami
Logo Header Antaranews sultra
Rabu, 24 Desember 2025
Logo Small Mobile Antaranews sultra
Logo Small Fixed Antaranews sultra
  • Home
  • Seputar Sultra
      • Kota Kendari
      • Kota Baubau
      • Kab. Bombana
      • Kab. Buton
      • Kab. Buton Selatan
      • Kab. Buton Tengah
      • Kab. Buton Utara
      • Kab. Kolaka
      • Kab. Kolaka Timur
      • Kab. Kolaka Utara
      • Kab. Konawe
      • Kab. Konawe Kepulauan
      • Kab. Konawe Selatan
      • Kab. Konawe Utara
      • Kab. Muna
      • Kab. Muna Barat
      • Kab. Wakatobi
  • Hukum & Politik
    • Polda Sultra patroli skala besar jaga kenyamanan warga saat Natal dan Tahun Baru

      Polda Sultra patroli skala besar jaga kenyamanan warga saat Natal dan Tahun Baru

      9 jam lalu

      TNI AL tambah kekuatan armada dengan kehadiran KRI Prabu Siliwangi-321

      TNI AL tambah kekuatan armada dengan kehadiran KRI Prabu Siliwangi-321

      23 December 2025 12:17 Wib

      Kementerian ATR/BPN sebut belum setujui HGU lahan hingga 1,67 juta hektare

      Kementerian ATR/BPN sebut belum setujui HGU lahan hingga 1,67 juta hektare

      22 December 2025 22:48 Wib

      Wamen Ossy: Relokasi dari Tesso Nilo mengedepankan prinsip keadilan

      Wamen Ossy: Relokasi dari Tesso Nilo mengedepankan prinsip keadilan

      22 December 2025 22:47 Wib

      Korem 143/HLO kirim 450 Prajurit jalani latihan dan tugas Satgas Pam di Papua Pegunungan

      Korem 143/HLO kirim 450 Prajurit jalani latihan dan tugas Satgas Pam di Papua Pegunungan

      22 December 2025 14:30 Wib

  • Ekonomi
    • Harga emas Antam melonjak lagi,  jadi Rp2,59 juta/gram

      Harga emas Antam melonjak lagi, jadi Rp2,59 juta/gram

      2 jam lalu

      Rupiah pada Rabu pagi menguat 0,10 persen jadi Rp16.771 per dolar AS

      Rupiah pada Rabu pagi menguat 0,10 persen jadi Rp16.771 per dolar AS

      2 jam lalu

      IHSG Rabu pagi dibuka menguat 12,60 poin

      IHSG Rabu pagi dibuka menguat 12,60 poin

      3 jam lalu

      Emas di Pegadaian kompak meroket

      Emas di Pegadaian kompak meroket

      4 jam lalu

      Mentan: Tak ada toleransi bagi impor pangan ilegal

      Mentan: Tak ada toleransi bagi impor pangan ilegal

      5 jam lalu

  • Olahraga
    • Lyon resmi pinjam Endrick dari Real Madrid

      Lyon resmi pinjam Endrick dari Real Madrid

      5 jam lalu

      Piala Afrika 2025: Nigeria kalahkan Tanzania dengan skor 2-1

      Piala Afrika 2025: Nigeria kalahkan Tanzania dengan skor 2-1

      5 jam lalu

      Arsenal ke semifinal usai kalahkan Crystal Palace lewat adu penalti

      Arsenal ke semifinal usai kalahkan Crystal Palace lewat adu penalti

      5 jam lalu

      Bali United rekrut Teppei Yachida pemain asing asal Jepang

      Bali United rekrut Teppei Yachida pemain asing asal Jepang

      22 jam lalu

      Napoli juara Piala Super Italia setelah kalahkan Bologna 2-0

      Napoli juara Piala Super Italia setelah kalahkan Bologna 2-0

      23 December 2025 8:19 Wib

  • Budaya & Pariwisata
    • Mengenal lebih dekat budaya dan wisata Sulawesi di Festival Fotografi Celebes

      Mengenal lebih dekat budaya dan wisata Sulawesi di Festival Fotografi Celebes

      18 December 2025 18:54 Wib

      ANTARA gaet komunitas gelar workshop fotografi untuk warga di Toraja Utara

      ANTARA gaet komunitas gelar workshop fotografi untuk warga di Toraja Utara

      18 December 2025 13:46 Wib

      Jangan robohkan Tongkonan kami, kepedihan masyarakat Toraja

      Jangan robohkan Tongkonan kami, kepedihan masyarakat Toraja

      17 December 2025 17:01 Wib

      LKBN ANTARA rayakan HUT ke-88 lewat Festival Fotografi Celebes di Toraja Utara

      LKBN ANTARA rayakan HUT ke-88 lewat Festival Fotografi Celebes di Toraja Utara

      14 December 2025 8:51 Wib

      Wamenpar apresiasi ANTARA promosi budaya lewat Festival Fotografi Celebes

      Wamenpar apresiasi ANTARA promosi budaya lewat Festival Fotografi Celebes

      14 December 2025 8:27 Wib

  • Humaniora
    • ANTAM salurkan bantuan dan tim tanggap darurat bencana di tiga provinsi Sumatera

      ANTAM salurkan bantuan dan tim tanggap darurat bencana di tiga provinsi Sumatera

      1 jam lalu

      PT Vale dan PWI Kolaka edukasi literasi media bagi aparat desa

      PT Vale dan PWI Kolaka edukasi literasi media bagi aparat desa

      2 jam lalu

      Imigrasi Kendari catat kinerja positif sepanjang 205

      Imigrasi Kendari catat kinerja positif sepanjang 205

      2 jam lalu

      Berita kemarin, kreator gim meninggal sampai Yogyakarta destinasi favorit

      Berita kemarin, kreator gim meninggal sampai Yogyakarta destinasi favorit

      5 jam lalu

      BPVP Kendari servis motor gratis pemudik Natal

      BPVP Kendari servis motor gratis pemudik Natal

      17 jam lalu

  • Opini
    • Mewujudkan wisata aman bencana di Pantai Nambo, komitmen nyata untuk keselamatan publik

      Mewujudkan wisata aman bencana di Pantai Nambo, komitmen nyata untuk keselamatan publik

      27 October 2025 11:10 Wib

      Wagub beri motivasi dua pemuda Sultra yang wakili Indonesia turnamen mancing di Turki

      Wagub beri motivasi dua pemuda Sultra yang wakili Indonesia turnamen mancing di Turki

      18 October 2025 18:39 Wib

      Langkah nyata Indonesia untuk Gaza: Prabowo hadiri KTT Internasional di Kairo

      Langkah nyata Indonesia untuk Gaza: Prabowo hadiri KTT Internasional di Kairo

      13 October 2025 10:04 Wib

      MitigasiUrban Heat Island: Menyelamatkan  kota-kota di Sultra lewat tata ruang dan ruang hijau

      MitigasiUrban Heat Island: Menyelamatkan kota-kota di Sultra lewat tata ruang dan ruang hijau

      06 October 2025 13:12 Wib

      Dari laut untuk bangsa: Membuka harta karun maritim Indonesia

      Dari laut untuk bangsa: Membuka harta karun maritim Indonesia

      01 October 2025 13:05 Wib

  • Video
    • Satgas Pangan Sultra inspeksi pasar cek stabilitas harga bahan pokok

      Satgas Pangan Sultra inspeksi pasar cek stabilitas harga bahan pokok

      Realisasi QRIS Sultra lampaui target, transaksi tembus 27 Juta

      Realisasi QRIS Sultra lampaui target, transaksi tembus 27 Juta

      Pemprov Sultra bahas penetapan UMK 2026

      Pemprov Sultra bahas penetapan UMK 2026

      Operasi Lilin Anoa fokus penjagaan gereja dan keselamatan pelayaran

      Operasi Lilin Anoa fokus penjagaan gereja dan keselamatan pelayaran

      Dewan Pengupahan Sultra tetapkan UMP tahun 2026 naik 7,58 persen

      Dewan Pengupahan Sultra tetapkan UMP tahun 2026 naik 7,58 persen

  • Foto
    • Pemerataan Infrastruktur guna dukung ekosistem kendaraan listrik di Sultra

      Pemerataan Infrastruktur guna dukung ekosistem kendaraan listrik di Sultra

      Penerapan PLTS dukung pembelajaran digitalisasi sekolah di wilayah 3T Sultra

      Penerapan PLTS dukung pembelajaran digitalisasi sekolah di wilayah 3T Sultra

      Tes urine ASN cegah penyalahgunaan narkoba

      Tes urine ASN cegah penyalahgunaan narkoba

      Program Light Up The Dream di Sultra

      Program Light Up The Dream di Sultra

      Pembukaan STQH nasional di Kendari

      Pembukaan STQH nasional di Kendari

  • Internasional
    • Indonesia kecam keras penembakan di Pantai Bondi Sydney, tewaskan 16 orang

      Indonesia kecam keras penembakan di Pantai Bondi Sydney, tewaskan 16 orang

      Senin, 15 Desember 2025 15:03

      Tragedi Bondi Sydney: 16 tewas, pelaku diduga ayah dan anak

      Tragedi Bondi Sydney: 16 tewas, pelaku diduga ayah dan anak

      Senin, 15 Desember 2025 11:28

      Ketegangan memanas, Thailand siap dialog jika dihubungi Presiden AS Donald Trump

      Ketegangan memanas, Thailand siap dialog jika dihubungi Presiden AS Donald Trump

      Kamis, 11 Desember 2025 11:26

      Hamas: Israel langgar gencatan senjata, 300 lebih warga Gaza tewas

      Hamas: Israel langgar gencatan senjata, 300 lebih warga Gaza tewas

      Kamis, 20 November 2025 14:44

      Palestina sambut baik resolusi PBB tetapkan gencatan senjata permanen

      Palestina sambut baik resolusi PBB tetapkan gencatan senjata permanen

      Selasa, 18 November 2025 9:28

  • Nusantara
      • antaranews.com
      • Aceh/NAD
      • Bali
      • Bangka/Belitung
      • Banten
      • Bengkulu
      • Gorontalo
      • Jambi
      • Jawa Barat
      • Jawa Tengah
      • Jawa Timur
      • Kalimantan Barat
      • Kalimantan Selatan
      • Kalimantan Tengah
      • Kalimantan Timur
      • Kalimantan Utara
      • Kepulauan Riau
      • Kuala Lumpur
      • Lampung
      • Maluku
      • Megapolitan
      • NTB
      • NTT
      • Papua
      • Papua Tengah
      • Riau
      • Sulawesi Selatan
      • Sulawesi Tengah
      • Sulawesi Tenggara
      • Sulawesi Utara
      • Sumatera Barat
      • Sumatera Selatan
      • Sumatera Utara
      • Yogyakarta
  • Nasional
    • BMKG: Iklim Indonesia 2026 lebih stabil dan tak seekstrem 2024

      BMKG: Iklim Indonesia 2026 lebih stabil dan tak seekstrem 2024

      Selasa, 23 Desember 2025 14:02

      BMKG: Hujan berpotensi guyur mayoritas Indonesia  Selasa ini

      BMKG: Hujan berpotensi guyur mayoritas Indonesia Selasa ini

      Selasa, 23 Desember 2025 8:18

      ATR/BPN gelar upacara peringatan Hari Ibu ke-97 : Penghargaan bangsa terhadap perjuangan perempuan

      ATR/BPN gelar upacara peringatan Hari Ibu ke-97 : Penghargaan bangsa terhadap perjuangan perempuan

      Senin, 22 Desember 2025 23:08

      BMKG: Hujan dominasi sejumlah daerah pada Senin

      BMKG: Hujan dominasi sejumlah daerah pada Senin

      Senin, 22 Desember 2025 7:40

      BMKG: Mayoritas kota-kota besar berpotensi diguyur hujan ringan-sedang

      BMKG: Mayoritas kota-kota besar berpotensi diguyur hujan ringan-sedang

      Jumat, 19 Desember 2025 9:13

Logo Header Antaranews Sultra

Mengenal Oputa YI Koo Pahlawan Nusantara dari Buton

id pahlawan,peringati hari pahlawan,Mengenal Oputa YI Koo Pahlawan Nusantara dari Buton,asrun lio,dinas pendidikan dan kebudayaan Senin, 9 November 2020 20:07 WIB

Image Print
Mengenal Oputa YI Koo Pahlawan Nusantara dari Buton

(foto dok/Dikbud Sultra.)

Kendari (ANTARA) - Pemerian Heroisme Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi Mengenang Hari Pahlawan Nasional yang jatuh setiap tanggal 10 November, tentu membawa pikiran kepada seluruh tokoh pahlawan baik diketahui maupun tidak, yang telah berkontribusi nyata bagi negara.

Demikian halnya Himayatuddin Muhmmad Saidi, seorang pahlawan nasional dari Buton, secara konsisten melawan penjajahan Belanda baik secara terang-terangan hingga meninggalkan singgasana untuk bergerilya di hutan dan akhirnya meninggal di puncak Gunung Siontapina, sehingga dikenal sebutan sebagai Oputa Yi Koo.

La Karambau Sultan Himayatuddin adalah satu-satunya Sultan Buton yang konsisten melakukan perlawanan terhadap kekuasaan Kompeni-Belanda hingga akhir hayatnya selama 24 tahun (1752-1776). Dia bergerilya lama di hutan selama masa perjuangannya dan akhirnya meninggal di puncak Gunung Siontapina, sehingga
dikenal dengan sebutan sebagai Oputa yi Koo.

Sebelum masa pemerintahan Himayatuddin, Kesultanan Buton dianggap sebagai sekutu Belanda karena perjanjian “abadi” yang dibuat oleh para penguasa sebelumnya. Pertama, La Elangi Sultan Dayanu Ikhsanuddin (sultan ke-4: 1613-1633) dengan Kapten Appolonius Scotte atas nama Gubernur Jenderal Kompeni (VOC) pada 5 Januari 1613. Kedua, La Simbata Sultan Adilil Rakhim (sultan ke-10: 1664-1669) dengan Cornelis Speelman pada 25 Juni 1667 (Schoorl 2003: 15-68).

Dalam perjanjian pertama, kedua belah pihak beserta sekutu-sekutunya bersama-sama untuk tetap bersahabat dan selalu menjaga persahabatan serta memberi bantuan dan pertolongan untuk melawan musuh dari mana pun. Pada perjanjian kedua, Buton harus memusnahkan seluruh rempah (cengkih dan pala) di wilayahKesultanan Buton, dengan ganti rugi 100 rijksdaalders setiap tahun kepada Buton. Setiap membuat persahabatan dengan pihak luar dan urusan penggantian Sultan Buton harus disetujui Belanda dan Raja Ternate.

Ketentuan yang terakhir membuat Kesultanan Buton menjadi kedaulatan “semu”. Jadi, apa yang dilakukan Belanda sesungguhnya adalah untuk mengurangi kedaulatan kesultanan serta penindasan dan upaya memiskinkan rakyat Buton (Zuhdi dan Effendy 2015: 58-65).

Sultan Himayatuddin dengan tegas menyatakan tidak mau terikat dan patuh dengan semua perjanjian yang dibuat oleh pendahulunya dengan Belanda, karena tidak menguntungkan pihak Buton. Sikap itu menyulut api permusuhan Kompeni-Belanda terhadap Buton. Dalam menjalankan pemerintahannya, Himayatuddin selalu mencari hal untuk menyatakan permusuhan dengan Belanda (Zahari 1977 II: 116).


Perompakan kapal Belanda, Rust en Werk, di Pelabuhan Baubau oleh Frans Fransz dan pengikutnya pada bulan Juli 1752 (Ligtvoet 1878: 74) memicu terjadinya perang Buton versus Kompeni-Belanda. Pasalnya, Himayatuddin tidak berupaya untuk mengatasinya, dan bahkan terkesan membiarkan pelakunya berhasil melarikan diri dan membangun benteng di Pulau Kabaena. Karena itu, sultan dianggap bersalah dan harus membayar kerugian kapal dan isinya kepada VOC berupa 1.000 orang budak.

Tidak lama setelah peristiwa kapal Rust en Werk, para pembesar Buton meminta Himayatuddin turun dari jabatannya. Namun sebelumnya, Himayatuddin mengadakan pertemuan secara rahasia dengan calon penggantinya, Hamim, menyangkut kelanjutan perjuangannya terhadap penguasaan Belanda. Pada bulan September 1752, Hamim Sultan Sakiyuddin diangkat menjadi sultan yang ke-21 (memerintah: 1752-1759) menggantikan Himayatuddin.

Penggantian tersebut hanya tindakan untuk mengelabuhi mata Kompeni agar mencegah timbulnya pertentangan yang dapat menimbulkan penyerangan Kompeni atas Buton, kemudian apa saja yang menjadi tuntutan Kompeni wajib penuhi, sambil mengatur siasat selanjutnya (Zahari 1977 II: 118). Ketika pasukan Belanda tiba di Buton, mereka tidak menemukan Himayatuddin lagi sebagai sultan, melainkan penggantinya.

Pada awal tahun 1753, dua kapal Belanda, Kaaskooper dan Carolina, dikirim dari Makassar ke Buton dipimpin Onderkoopman Johann Banelius bersama pasukan Kapiten Melayu, Abdul Kadir, serta pasukan Tanette dan Bima untuk menghukum pelaku perompakan kapal Rust en Werk. Pemimpin perompakan, Frans Fransz, berhasil dibunuh oleh Kapiten Melayu, namun Benelius juga tewas di Pulau Kabaena (Zuhdi 1999:149).

Oleh karena tuntutan ganti rugi belum dibayar oleh Buton, maka Kompeni menyodorkan perjanjian baru kepada Sultan Sakiyuddin mengenai ganti rugi yang harus segara dibayar kepada Belanda dalam waktu yang tidak lama. Ganti rugi pertama berupa 71 orang budak serta sejumlah emas dan perak. Pada bulan Maret 1753, perutusan Buton membawa 22 orang pengikut Frans Franz. Hingga 25 Desember 1754, perutusan Buton membawa 80 orang budak.

Budak-budak yang dikirim oleh Sultan Buton terdiri dari orang tua yang berusia lanjut dan anak-anak di bawah umur yang tidak ada manfaatnya bagi Belanda (Zahari 1977 II: 122). Itu menambah beban pembiyaaan yang harus dikeluarkan oleh Belanda. Untuk mengurangi biaya hidup mereka dan kemungkinan mati, maka
Belanda menjual mereka di pelelangan umum.

Belanda mengancam akan menyerang Buton bila tidak segera melunasi utangnya, dan tidak akan diberitahukan lebih dahulu kepada Buton, malah semua akan dilakukan secara rahasia dan mendadak. Ancaman Belanda tersebut tak lepas dari laporan yang diberikan oleh Petzold yang menyatakan bahwa pihak Kesultanan Buton telah bersiap untuk perang dengan Belanda (Zahari 1977 II: 123).

Secara diam-diam perahu dan pasukan Belanda yang dipimpin Kapten Johan Casper Rijsweber tiba di Bantaeng pada 31 Januari 1755 dengan kapal pemburu Adriana dari Makassar. Di antara kesatuan armada itu terdapat kapal Saamslag dan Ouwerkerk yang memuat tentara bantuan dari Jawa, serta tiga kapal kecil (chaloeppen): de Meerma, het Fortun, dan de Arnoldna. Pada 19 Februari, Rijsweber meninggalkan Bulukumba menuju Buton dengan iringan tujuh armada kapal: (1) Huis te Mapad, (2) de Paarl (chaloep), (3) Glisgis (pancallang), (4) Triston (pancallang), (5) Outwerkerk, (6) de Meerim (chalorp), (7) het Fortuin (chalorp), dan (8) de Arnoldina (chalorp). Kapal tiba pada tanggal 23 Februari (Ligtvoet 1887:77).

Sebelum kapal berlabuh, dilepaskan tembakan penghormatan (saluutschoten), tetapi tidak mendapat balasan dari darat. Dari informasi awak kapal Belanda Gligis, diketahui bahwa orang Buton telah mengetahui kedatangan kapal-kapal tersebut. Dari benteng sampai perbukitan telah dipasang pagar runcing yang terbuat dari pohon kelapa. Lebih kurang 5.000 orang Buton telah mempersiapkan diri.

Selang tidak begitu lama, beberapa orang juru bahasa dari Sultan Buton datang di kapal Huis te Henpad untuk menanyakan maksud kedatangan kapal tersebut. Pada waktu kedatangan juru bahasa itu, semua pasukan dan peralatan perang lain disembunyikan dalam kapal. Setelah mereka pergi, membawa hadiah dari Belanda muntuk sultan, Rijsweber naik ke darat dengan berpakaian sebagai matros kapal menuju pusat pertahanan Buton untuk menyelidiki kekuatan pihak Buton (Ligtvoet 1877: 78).

Mulai tengah malam hingga dini hari, pasukan Belanda telah berada sekitar benteng keraton. Mereka masuk benteng lewat dua pintu gerbang: lawana Lanto dan lawana Wandailolo (Labunta). Ketika pintu gerbang dibuka pada pukul 06.00, pasukan Belanda segera masuk dalam benteng sambil melepaskan tembakan ke
segala penjuru.

Kapitalao Sungkuabuso melancarkan serangan balasan dari dalam benteng, disusul pasukan Buton yang lain. Kapitalao kemudian gugur dalam pertempuran itu. Di tempat lain, Bontogena (mantri besar) dan Sapati, yang melakukan perlawanan juga gugur (Ligtvoet 1877: 79). Setelah berupaya untuk bertahan, Sultan Hamim kemudian menyelamatkan diri bersama keluarganya, serta dokumen-dokumen penting milik kesultanan, dan alat kelengkapan kebesaran sultan menuju kampung Sorawolio dan seterusnya ke Kaisabu.

Perlawanan terakhir dalam benteng keraton dipimpin oleh Himayatuddin. Namun setelah terdesak, dia juga mengambil keputusan mengundurkan diri bersama dengan keluarganya menyusul sultan ke Kaisabu, dan dari sana terus ke Siontapina melalui Galampa. Seorang putri dan seorang cucu Himayatuddin, yakni Wa Ode Wakato dan Wa Ode Kamali, tidak sempat melarikan diri sehingga menjadi tawanan Rijsweber. Dalam ingatan kolektif masyarakat Buton, mereka dikenal dengan i lingkaakana walanda atau yang dibawa pergi oleh Belanda (Zahari 1977 II: 125-127).

Akibat perang tersebut timbul kerugian pada kedua belah pihak. Di pihak Belanda, satu orang mati, 39 orang hilang, dan 36 orang luka-luka ringan (Ligtvoet 1877: 79). Kapten de Jong mencatat 9 orang mati, sedangkan Zahari (1977 II: 128) mencatat 10 orang mati di antaranya beberapa ditikam oleh Himayatuddin. Kerugian di pihak Buton yang gugur ialah sapati, kapitalao, bontoegena, Lakina Labalawa, Yarona Rakia, dan Lakina Tondanga serta dua orang yang ditawan yakni Wa Ode Wakato dan Wa Ode Kamali.

Dua kapal Belanda, Huis te Menpad dan Ouwerkerk, beberapa hari setelah peristiwa tersebut melanjutkan perjalanan ke Maluku. Sedangkan kapal-kapal yang lain dibawah pimpinan Rijsweber tinggal di Buton sampai 6 Mei 1755 dan tiba kembali di Makassar pada 11 Mei 1755 (Zahari 1977 II: 128). Penyerangan Belanda ke Buton terungkap dalam kalimat berikut: waar van jongste oorlog expeditie naar Bouton artinya “di mana suatu ekspedisi perang yang terbaru dikirim ke Buton”. Berdasarkan sebuah rekening, yang dibuat di Makassar pada 30 Mei 1755, bahwa jumlah biaya ekspedisi pasukan Belanda ke Buton sebanyak 108:19½ Rijksdalder. Biaya tersebut digunakan untuk empat orang sersan, empat orang kopral, empat orang penabur dan 140 prajurit, termasuk biaya konsumsi dan kebutuhan pendukung lainnya (Zuhdi dan Effendy 2015: 76-77).

Perang Buton versus Belanda dalam ingatan kolektif masyarakat Buton disebut dengan Zamani Kaheruna Walanda atau Zaman huru-hara Belanda. Peristiwa itu digambarkan oleh sastrawan keraton Buton, La Ode Abdul Ganiyu (Kanepulu Bula), dalam karyanya Ajonga Inda Malusa (dalam Zuhdi 1999), seperti berikut: Yinda urangoa tongko bunkenaWalanda Tidakkah engkau mendengarsewaktu keributan Belanda Apopasiki sabhara maanusia Berhamburan semua manusia.

Sumbe-sumbere apeelo palaiya Masing-masing mencari perlindungan Apobholi-bohli yinda apotoku-toku Bercerai-berai tidak saling menolong Hengga ana-ana miarangana abholiaSampai anak istrin ditinggalkan Inuncana koo maka apokawa-kawa di dalam hutan baru berkumpul Mokokompona akoana yi rumpu Ibu hamil melahirkan di rerumputan Momapiyna soakolemo yitana yang sakit tertidur saja di tanah Bhontoogena samia te sapati Menteri besar seorang dan sapati Tee samia kapitalau amate Tee sakia miya bari momatena Tee torakona incana sayeyo yitu Lakiwolio Yumane tee bawine Tee malingu sabara mangaa nana Aposa lapa soomo arataana dan kapitalao mati dan sekian banyak rakyat yang korban dan yang ditangkap dalam sehari itu Raja Wolio laki-laki dan permaisuri dan segara anggota keluarganya Semua luput hanyalah hartanya Mobinasana inda teyi poolina yang binasa tak ada yang didapatnya.

Peristiwa di atas bagi Belanda adalah satu oorlog (perang), sedangkan Buton memandangnya zaman kekacauan (kaheruna) yang mengandung kesan paling traumatik dalam sejarah Buton. Sesungguhnya, pasca perang itu, Belanda khawatir hubungan antara kedua belah pihak sulit dipulihkan. Pada bulan Maret 1756, Opperkoopman Sinkelaar dan Kapten Rijsweber berangkat ke Buton untuk membuat perjanjian baru dengan Sultan Buton, menyangkut tututan ganti rugi atas eristiwa kapal Rust en Werk dengan 1.000 orang budak.Kedua pembesar Belanda tiba kembali di Makassar pada 30 April 1756 tanpa suatu hasil yang diharapkan Belanda. Sultan Buton, lewat suratnya pada 9 September 1756, kepada Kompeni di Batavia menyampaikan keberatan atas tuntutan 1.000 orang budak. Pasalnya, Belanda belum lama berselang menyerang Buton yang mengakibatkan kehancuran Buton, terutama beberapa korban pembesar kesultanan akibat perang 1755 (Zahari 1977 II: 131-132; Zuhdi 1999: 156).

Dalam istana Buton sendiri terjadi konflik internal kerajaan hingga wafatnya Sultan Sakiyuddin pada 29 Agustus 1759, kemudian digantikan oleh Sultan Rafiuddin (1759-1760). Sultan yang baru ini kembali menyampaikan keberatan kepada Kompeni di Batavia lewat perutusannya, La Ode Amiri Yarona Tangkeno, mengenai ganti rugi 1.000 orang budak. Lebih kurang tujuh bulan menjabat sultan, Rafiuddin meninggal di Tobe-tobe.

Dewan Kesultanan Buton kemudian memilih dan mengangkat kembali Himayatuddin sebagai sultan Buton ke-23 (masa jabatan kedua: 1760-1763), dengan pertimbangan utama bahwa dia mempunyai kekuatan di dalam masyarakat yang sangat menonjol dan menentukan. Di tengah situasi konflik internal dan ancaman kekuasaan Belanda, kehadiran Himayatuddin sangat penting. Pengangkatannya disampaikan kepada Belanda di Makassar, dengan surat tanggal 14 Oktober 1760 (Ligtvoet 1877: 82). Dalam surat tersebut, Dewan Kesultanan menyampaikan bahwa Himayatuddin sudah bersedia mematuhi perjanjian dan kiranya persoalan yang lalu dianggap sudah selesai. Ternyata Himayatuddin tetap bersikap seperti semula, yakni tidak bersedia untuk bekerjasama dengan Belanda (Zahari II: 136). Dia telah rela melepaskan singgasananya dalam pertengahan tahun 1763 demi untuk memperjuangkan kebebasan Buton dari kekuasaan Belanda (Zuhdi dan Effendy 2015: 91).

Jabatan (sultan) bukan satu-satunya alasan bagi Himayatuddin untuk melawan Belanda, melainkan kebebasan bangsanya dari belenggu kekuasaan Kompeni. Dengan prinsip itu, dia melanjutkan perjuangannya dengan taktik gerilya. Bersama dengan para pengikutnya, Himayatuddin meninggalkan benteng keraton lewat Lawana Burekene menuju Baadia. Ditemani Lakina Baadia, dia bersama pasukannya menuju benteng Sorawolio untuk mengungsi sementara, kemudian melanjutkan perjalanan ke Wakaokili.

Dalam perjalanan gerilya, Himayatuddin bertemu para petinggi Kesultanan Buton dan menyusun strategi perlawanan. Dia membangun pertahanan di Katapi bersama 40 pengikutnya. Dari Katapi, Himayatuddin pindah ke Wakaisua dan membangun benteng di sana. Menghadapi serangan pasukan Belanda, dia pindah lagi ke kawasan belantara Lakasuba. Dari sini Himayatuddin merumuskan pola pertahanan baru, dikenal dengan “perang rakyat semesta”, yang dibagi atas tiga unit pasukan reaksi cepat Sambo-samboekea:(1) wilayah Kamaru meliputi Lasalimu, (2) Pasar Wajo, dan (3) Sampolawa (Zuhdi dan Effendy 2015: 93). Demikian Himayatuddin dan pasukannya berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan taktik gerilya.

Pusat pertahanan terakhir Himayatuddin adalah puncak Gunung Siontapina (kampung Wasuamba). Sejak tahun 1755, tidak lama setelah perang Buton versus Belanda, Himayatuddin tinggal menetap di Siontapina sampai akhir hayatnya tahun 1776. Menurut riwayat, pasukan Belanda berupa menyerang Himayatuddin hingga kaki gunung Siontapina, tetapi sulit untuk mencapai puncak gunung tersebut sehingga harus mengundurkan diri dan kembali ke induk pasukan di kapalnya yang berlabuh di sekitar Kampung Kamaru.

Sultan Himayatuddin dimakamkan di puncak Gunung Siontapina. Setiap tahun, penduduk Wasuamba dan sekitarnya, merayakan upacara setelah panen di kuburan dan bekas istana Himayatuddin. Upacara itu adalah bagian wasiat dari sultan, yang diceritakan turun temurun, bahwa “jika kamu semua sudah memungut hasil kebunmu, maka tiap tahun di tempat di mana istanaku berdiri, kamu adakan keramaian linda dan ngibi. Juga di mana kuburan kami, jangan saja di hari raya baru datang, tetapi juga pada tiap tahun selesai panen. Kemudian pada tiap kali kamu mengunjungi tempat kami untuk mengadakan keramaian, maka di atas makam kami, kamu putarkan payung kemuliaan” (Zahari 1977 II: 137). Upaya tersebut sekaligus momen bagi masyarakat Buton mengenang semangat kepahlawanan
Sultan Himayatuddin membebaskan negerinya dari kekuasaan Kompeni-Belanda.

Himayatuddin sebagaimana kalangan aristokrasi Keraton Wolio-Buton umumnya memperoleh pendidikan akhlak dan budi pekerti berlandaskan islam. Pendidiknya langsung para orangtua di lingkungan Keraton Buton, yang mengajarkan baca-tulis Alquran, Aksara Buri-Wolio, dan beladiri. Beranjak remaja, fisik Himayatuddin tumbuh lebih cepat dari teman seusianya. “Memiliki postur badan yang tinggi, besar, serta tegap,” terang Susanto dan Muslimin. Orang di sekelilingnya pun menyebutnya sebagai La Karambau atau Kerbau.

Melalui kajian akademik dikemukakan bahwa jenazahnya dimakamkan di Kompleks Keraton Wolio, tidak jauh dari Bukit Lelemangura (tempat makam Sultan Murhum), meskipun forklor (cerita rakyat) menyebutkan kuburan Oputa Yi Koo juga terdapat di puncak Gunung Siontapina (menurut memori atau kesadaran kolektif masyarakat wasuamba dan labuandari).

Memiliki histori kepahlawan yang cukup tinggi dan mengalahkan sejumlah tokoh pahlawan nasional lainnya di nusantara, tidak heran jika Sultan Himayatuddin Muhammad Saydi dinobatkan sebagai pahlawan nasional, melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 120/tk/2019 Tanggal 7 November 2019.

"Saya (H Ali Mazi SH,red), selaku salah satu ahli waris, menerima Surat Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 120/tk/2019 Tanggal 7 November 2019, di Istana Negara, Jakarta," ucap Asrun Lio mengulangi ucapan Gubernur Sultra saat menerima Kepres di Jakarta.

Oleh : *Drs Asrun Lio M.Him, PhD
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor: Hernawan Wahyudono
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
  • facebook
  • Twitter
  • Whatsapp
  • pinterest
Cetak

Berita Terkait

Golkar Konawe nilai penganugerahan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional langkah tepat

Golkar Konawe nilai penganugerahan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional langkah tepat

Rabu, 12 November 2025 17:47

Jusuf Kalla tegaskan pemberian Gelar Pahlawan untuk Soeharto tak lagi pro-kontra

Jusuf Kalla tegaskan pemberian Gelar Pahlawan untuk Soeharto tak lagi pro-kontra

Senin, 10 November 2025 13:19

Presiden Prabowo anugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada 10 tokoh, termasuk Gusdur dan Soeharto

Presiden Prabowo anugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada 10 tokoh, termasuk Gusdur dan Soeharto

Senin, 10 November 2025 12:45

Gubernur Sultra ajak generasi muda untuk jadi pahlawan pembangunan

Gubernur Sultra ajak generasi muda untuk jadi pahlawan pembangunan

Senin, 10 November 2025 11:43

Presiden Prabowo: Jangan sekali-sekali melupakan jasa para pahlawan

Presiden Prabowo: Jangan sekali-sekali melupakan jasa para pahlawan

Senin, 10 November 2025 8:40

Berita politik kemarin, 10 pahlawan nasional sampai Fun Walk DPD RI

Berita politik kemarin, 10 pahlawan nasional sampai Fun Walk DPD RI

Senin, 10 November 2025 8:32

Mensos: Soeharto, Gus Dur hingga Marsinah layak jadi pahlawan

Mensos: Soeharto, Gus Dur hingga Marsinah layak jadi pahlawan

Minggu, 9 November 2025 18:46

Survei: 84,25 persen responden setuju Soeharto diberi gelar pahlawan nasional

Survei: 84,25 persen responden setuju Soeharto diberi gelar pahlawan nasional

Minggu, 9 November 2025 14:54

  • Terpopuler
UMP dan UMSP 2026 Sultra naik, tunggu persetujuan gubernur untuk ditetapkan

UMP dan UMSP 2026 Sultra naik, tunggu persetujuan gubernur untuk ditetapkan

17 jam lalu

Bali United rekrut Teppei Yachida pemain asing asal Jepang

Bali United rekrut Teppei Yachida pemain asing asal Jepang

22 jam lalu

Emas di Pegadaian kompak meroket

Emas di Pegadaian kompak meroket

4 jam lalu

PWI Kolaka bersama PT Vale gelar workshop literasi media bagi aparat desa di Kolaka

PWI Kolaka bersama PT Vale gelar workshop literasi media bagi aparat desa di Kolaka

20 jam lalu

BMKG: Iklim Indonesia 2026 lebih stabil dan tak seekstrem 2024

BMKG: Iklim Indonesia 2026 lebih stabil dan tak seekstrem 2024

23 jam lalu

  • Top News
Jangan robohkan Tongkonan kami, kepedihan masyarakat Toraja

Jangan robohkan Tongkonan kami, kepedihan masyarakat Toraja

Festival Fotografi Celebes ANTARA dongkrak pendapatan UMKM di Toraja Utara

Festival Fotografi Celebes ANTARA dongkrak pendapatan UMKM di Toraja Utara

Wamenpar apresiasi ANTARA promosi budaya lewat Festival Fotografi Celebes

Wamenpar apresiasi ANTARA promosi budaya lewat Festival Fotografi Celebes

BI: Festival fotografi LKBN ANTARA bantu promosi wisata dan budaya di Sulawesi

BI: Festival fotografi LKBN ANTARA bantu promosi wisata dan budaya di Sulawesi

THF dan Festival Fotografi Celebes ajang promosi wisata-budaya

THF dan Festival Fotografi Celebes ajang promosi wisata-budaya

ANTARA News Sulawesi Tenggara
Logo Footer Antaranews sultra
sultra.antaranews.com
Copyright © 2025
  • Home
  • Terkini
  • Top News
  • Terpopuler
  • Nusantara
  • Nasional
  • Seputar Sultra
  • Hukum & Politik
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Hiburan & Lifestyle
  • Sosial & Budaya
  • Internasional
  • Opini
  • Foto
  • Video
  • Ketentuan Penggunaan
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • BrandA
  • ANTARA Foto
  • Korporat
  • PPID
  • www.antaranews.com
  • Antara Foto
  • IMQ
  • Asianet
  • OANA
  • Home
  • Nasional
  • Seputar Sultra
  • KTI
  • Internasional
  • Hukum
  • Artikel
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Umum
  • Foto
  • Video