Wilmington, Delaware (ANTARA) - Tim kampanye pemilihan presiden AS dari kubu petahana Donald Trump kalah dalam tuntutan mereka terhadap penghitungan suara di Georgia dan Michigan, dan pada Kamis (5/11) berjanji akan mengajukan gugatan hukum yang baru atas pemungutan suara di Nevada.
Tim kampanye Trump menuduh bahwa telah terjadi penyimpangan dalam pemungutan suara di area Clark dengan penduduk paling banyak di negara bagian Nevada, yang juga termasuk kota Las Vegas.
Saat ini, surat suara masih dalam penghitungan di ketiga negara bagian tersebut--Nevada, Georgia, dan Michigan--yang merupakan tiga dari sejumlah wilayah krusial dalam pemilu presiden AS untuk menentukan pemenang.
Kandidat rival, Joe Biden, memimpin tipis perolehan suara di Nevada, sementara Trump unggul tipis di Georgia, dan Biden telah diproyeksikan menang di Michigan.
Dalam sebuah konferensi pers di Las Vegas, mantan Jaksa Umum Nevada Adam Laxalt serta beberapa perwakilan Trump lainnya, termasuk mantan pejabat administrasi di wilayah itu, Richard Grenell, menyampaikan tuduhan tanpa menyertakan bukti pendukung, juga tidak menjawab pertanyaan dari wartawan.
"Kami yakin bahwa para pemilih yang telah meninggal dunia juga telah dihitung suaranya. Kami juga yakin bahwa ada ribuan orang yang suaranya telah dihitung padahal mereka sudah pindah dari area Clark selama terjadi pandemi," kata Laxalt.
Ia menambahkan bahwa gugatan hukum akan diajukan kepada pengadilan federal untuk meminta hakim "menghentikan penghitungan pada suara yang tidak layak."
Pejabat pelaksana pemilu di area Clark, Joe Gloria, mengatakan bahwa tidak ada bukti atas tuduhan yang menyebut surat suara tidak layak juga ikut dihitung.
Sebelumnya, pada hari yang sama, hakim pengadilan di Georgia dan Michigan menolak tuntutan tim kampanye Trump atas penghitungan suara di kedua negara bagian.
Pada kasus Georgia, tim Trump menuduh bahwa 53 surat suara yang datang terlambat telah dicampur dengan surat suara sah yang diterima tepat waktu. Sementara di Michigan, mereka meminta penghitungan suara dihentikan serta meminta akses yang lebih luas terhadap proses tabulasi suara.
Hakim Pengadilan Tinggi di Georgia, James Bass, mengatakan "tidak ada bukti" bahwa surat suara yang dimaksud dalam tuduhan itu tidak sah.
Sedangkan Hakim Cynthia Stephens dari Michigan menyebut, "Saya tidak mempunyai dasar untuk menemukan adanya kemungkinan yang substansial untuk menyetujui kasus ini."
Sumber: Reuters
Berita Terkait
PM Qatar: Donald Trump ingin gencatan senjata Gaza berlaku sebelum menjabat
Kamis, 5 Desember 2024 8:28
Donald Trump akan calonkan Kash Patel sebagai Direktur FBI
Senin, 2 Desember 2024 10:33
Rosan: Keluarga Trump tertarik berinvestasi di Indonesia
Selasa, 12 November 2024 10:53
Gedung Putih: Biden tolak sebutkan rencana pembicaraan dengan Trump
Minggu, 10 November 2024 15:43
Mahfuz Sidik minta Prabowo antisipasi dampak kemenangan Trump
Kamis, 7 November 2024 13:26
Pengamat: Israel dapat dukungan lebih besar jika Trump menangkan Pilpres AS
Rabu, 6 November 2024 16:37
Pakar: AS akan berpaling dari Asia Tenggara ke Asia Timur jika Trump presiden lagi
Rabu, 6 November 2024 14:43
Kamala Harris gandeng mantan Presiden Obama dalam kampanye di Georgia
Jumat, 25 Oktober 2024 17:25