Kendari, (Antara News) - Ketua Umum Keluarga Alumni Universitas Gajah Mada (KAGAMA) Sri Sultan Hamengku Buwono-X mengatakan bahwa bagi bangsa, kemandirian merupakan faktor utama yang tidak hanya mencakup diri dibidang ekonomi tetapi meliputi seluruh aspek kehidupan.
"Kemandirian adalah unsur penemuan diri yang didalamnya mengutamakan kemampuan dalam mengatasi masalah demi mencapai tujuan nasional," kata Sri Sultan saat memberikan pencerahan dalam Seminar Nasional Kagama, di Kendari, Sabtu.
Semianar nasional yang bertema "Mewujudkan Kemandirian Indonesia sebagai Negara Maritim yang Adil dan Makmur" dengan sub thema Kedaulatan SDA dan Pangan untuk Kemandirian Bangsa" itu dalam rangka menyambut pra Munas XII Kagama yang akan digelar tahun 2014 yang juga di pusatkan di Kendari, Sulawesi tenggara.
Menurut Sri Sultan, pengelolaan sumber daya alam pada pasal 33 ayat (3) UUD 1945 sebagai sumber acuan kebijakan, secara tegas melarang adanya penguasaan ditangan orang-seorang.
Artinya bahwa produksi dikerjakan oleh semua untuk semua dengan penilikan anggota-anggota masyarakat. Namun fakta dalam praktek pengelolaan sumberdaya alam sekarang ini, ternyata telah bertentangan dengan jiwa pasal Undang-Undang Dasar tersebut.
Ia menyoroti tentang sidang WTO di Bali yang direncanakan akan berlangsuing pada tanggal 3-6 Desember 2013 mendatang.
Kata Sultan, seharusnya bangsa Indonesia tidak berbangga karena menjadi tuan rumah penyelenggara, sebab pada acara itu ada empat agenda WTO yang ditengarai berpotensi akan menjadi penghambat kedaulatan ekonomi Indonesia, dan sebaliknya justru akan menguntungkan pihak asing dan importir.
Keempat agenda yang dinilai bertentangan dengan kedaulatan rakyat adalah penghapusan subsidi termasuk subsisdi pertanian dan subsidi lainnya, pembukaan impor melalui penghapusan segala bentuk perlindungan non tarif, liberalisasi sektor jasa termasuk jasa keuangan, pendidikan dan kesehatan dan keempat adalah pelaksanaan dengan penegakan hak paten.
"Menjadi tuan rumah pertemuan WTO, bukan sebuah kebanggaan, akan tetapi adalah bukti ketertundukan kepoada negara maju. Padahal masih segar dalam ingatan kita telah bertahun-tahun melakukan penyadapan rahasia negara," katanya.
Sedangkan bagi rakyat, lanjut Sultan, suksesnya WTO dikwatirkan akan menjadi sumber kemiskinan dan keterpurukan yang berkepanjangan, tanpa bisa kita berdaulat, dan menjadi tuan di negeri sndiri.
Seminar Nasional Kagama yang menghadirkan sejumlah tokoh nasional seperti Anis R Baswedan (Rektor Universitas Paramadina), Prof Pratikno (Rektor UGM), Ganjar Pranowo (Gubernur Jateng), Dr A Sonny Keraf (mantan Menteri negara KLH era presiden Gusdur) dan masih banyak lagi nara sumber lainnya.
Sementara itu, Gubernur Sultra Nur Alam saat membuka seminar nasional mengatakan menyambut baik sekaligus memberi apresiasi kepada KAGAMA yang menunjuk Sultra menjadi tuan rumah penyelenggara yang menghadirkan sejumlah tokoh nasional itu.
Nur Alam sebelum membuka seminar, juga memaparkan sejumlah potensi dan kebijakan daerah termasuk kemajuan yang sudah dicapai dan sedang dilaksanakan selama pemerintahannya yang sudah dijalankan dan memasuki periode kedua itu.
Menurut dia, dari total penduduk Sultra yang mencapai 2,8 juta jiwa dimana kurang lebih 70 persen berdomisili di wilayah kepualan dari 12 kabupaten dan dua kota dan belum termasuk dua wilayah pemekaran baru (Kolaka Timur dan Konawe Kepulauan).
Hadir pada seminar nasional itu diantaran Dirut Perum Bulog Sutarto Ali Moso, para bupati dan wakil bupati se-Sultra dan ratusan undangan lainnya.