Jakarta (Antara News) - Ajang untuk mengenalkan wilayah Indonesia melalui kelautan dan kepariwisataan "Sail Komodo" 2013 puncak acaranya akan berlangsung pada Sabtu (14/9).
Kegiatan yang akan terpusat di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) itu dijadwalkan dihadiri oleh Presiden RI.
Beragam kegiatan menjelang puncak acara itu telah digelar sejak awal Agustus lalu, yang diawali dengan pelepasan secara resmi "Yacht Rally" sebagai kegiatan inti dari "Sail Komodo" 2013 yang dilakukan oleh Menko Kesra Agung Laksono selaku ketua panitia pengarah di Pantai Koapan, Kota Kupang (4/8).
Saat itu, Menko Kesra didampingi oleh Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sharif C. Sutardjo, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari E Pemgestu, Menteri Perhubungan EE Mangindaan, Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz, serta Gubernur NTT Frans Lebu Raya.
Menteri KKP Sharif C. Sutardjo mengatakan bahwa kegiatan "Yacht Rally" pada "Sail Komodo" 2013 pada dasarnya sama dengan kegiatan "Sail" sebelumnya.
"Pengalaman menunjukkan bahwa dalam kegiatan 'Sail' tersebut berdampak positif bagi pengembangan wisata bahari," katanya.
Jumlah peserta "Yacht Rally" yang telah memasuki perairan laut Indonesia pada awal Agustus tercatat 106 "yacht", yang berasal dari 26 negara.
Dari jumlah tersebut, 87 "yacht" masuk melalui Kupang, sementara sisanya masuk melalui Saumlaki Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku, Kabupaten Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara, dan Tarakan, Provinsi Kalimantan Timur --yang kini menjadi Ibu Kota Provinsi Kalimantan Utara--setelah pemekaran.
Mengingat kegiatan berskala dunia itu melibatkan tamu dari puluhan negara, dan puncaknya dihadiri oleh Presiden RI, maka pengamanan menjadi sebuah keniscayaan yang mesti menjadi perhatian penyelenggara, sehingga dapat dihindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Empat KRI
Karena kegiatan itu lebih dominan di laut, maka pengamanan utama difokuskan pada perairan tempat penyelenggaraan "Sail Komodo" itu.
Dalam kaitan itu, TNI Angkatan Laut menurunkan empat unit kapal perang KRI yang berarti Kapal Perang Republik Indonesia, jenis "Landing Platfrom Dock" guna mendukung kegiatan tersebut.
Menko Kesra Agung Laksono secara resmi telah melepas empat KRI itu, yakni Makassar-590, KRI dr Suharso-990, KRI Banda Aceh-593 dan KRI Surabaya-591, dalam suatu upacara militer di Jakarta International Container Terminal (JICT) II Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Rabu (28/8).
Komandan Satgas Penerangan (Dansatgaspen) "Sail Komodo" 2013 Kolonel (Mar) Bambang Hullianto menjelaskan, KRI Makassar-590 digunakan untuk mendukung kegiatan Lintas Nusantara Remaja dan Pemuda Bahari IV (LNRPB IV).
Sedangkan Kapal Pemuda Nusantara (KPN) KRI dr Suharso-990 untuk melaksanakan operasi bakti sosial dan pelayanan kesehatan Surya Bhaskara Jaya (SBJ) LXII.
KRI Banda Aceh-593 untuk mendukung kegiatan Bakti Kesra Nusantara (Bakesra), dan KRI Surabaya-591 untuk mendukung Pelayaran Lingkar Nusantara (Pelantara).
Sementara itu, Kepolisoan Daerah (Polda) NTT juga telah menyiapkan dua satuan setingkat kompi (SSK) Brimob, untuk membantu mengamankan puncak "Sail Komodo" itu.
Menurut Kabid Humas Polda NTT AKBP Okto Riwu bantuan personel Brimob ke Labuan Bajo itu dilakukan bersamaan dengan pengiriman satu SSK ke Sumba Barat Daya untuk meredam konflik pascaputusan Mahkamah Konstitusi di daerah itu.
"Untuk pengamanan acara puncak 'Sail Komodo', sudah ada personel dua SSK Brimob dan dibantu polisi perairan dan Sabhara," katanya.
Sedangkan posisi TNI, kata dia, selalu "on call" atau siap siaga untuk membantu pengamanan, jika diperlukan di lapangan.
Pengamanan pada puncak acara "Sail Komodo" itu, kata dia, dilakukan selain karena banyaknya tamu asing yang datang menghadiri acara puncak, juga karena dihadiri langsung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Acara puncak Sail Komodo 2013 yang akan digelar di Labuan Bajo, Manggarai Timur pada 14 September itu diperkirakan diikuti ribuan wisatawan, termasuk lebih dari 400 peserta "Sail Komodo" dari berbagai belahan negara di dunia.
Dengan persiapan pengamanan tersebut harapan menjadikan "Sail Komodo" 2013 dengan potensi kelautan dan perikanan di Provinsi NTT juga dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin sebagai sumber penghidupan rakyat dan sumber pembangunan daerah yang berkelanjutan dapat diwujudkan.