Kendari (ANTARA News) - Aparat Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara melakukan pengawalan terhadap alat berat berupa truk dan buldozer milik PT Ifishdeco yang bergerak pada usaha tambang nikel di Kabupaten Konawe Selatan.
Kadit PJR Polda Sultra, AKBP Andi Husni Huesein, di Kendari, Selasa mengatakan, pihaknya menurunkan tim khusus untuk mengawal lalulintas kendaraan milik perusahaan asing yang diberangkatkan dari dan ke Kota Kendari menuju kabupaten Konsel.
Ia mengatakan, pengawalan oleh aparat polisi lalulitas itu baru dilakukan pada malam hari, karena untuk siang hari sangat sulit dengan padatnya kendaraan di jalan.
"Jadi anggota kami bisa mengawal alat berat itu pada malam hari. Pada saat ini, arus kendaraan yang melintasi jalur yang dilewati kendaraan itu sudah mulai sepi," katanya.
Itu pun, kata perwila Polda itu, setiap kali pengawalan alat berat paling banyak yang harus diberangkaatkan maksimal 20-25 unit kendaraan.
"Sebab untuk sekaligus tidak mungkin dilakukan. Bila 100 unit truk dijejer di jalan bisa menutupi jalan lebih dari 2-3 kilometer. Belum lagi dengan kendaraan buldozer yang mau tidak mau menggunakan truk khusus untuk memuat ke lokasi tujuan," katanya.
Kepala Bagian Umum PT Ifishdeco, Erwin yang ditemui usai peresmian operasional alat berat oleh Gubernur Sultra, Nur Alam mengatakan, jumlah seluruh kendaraan alat berat yang didatangkan perusahaan itu sebanyak 100 unit dump truk sepuluh roda dan 18 unit buldozer.
Ia mengatakan, alat berat sebanyak itu untuk menunjang operasioanl pertambangan nikel di Kecamatan Tinanggea, Konsel, atau sekitar 115 kilometer arah selatan dari Kota Kendari, yang didatangkan dari luar negeri (China).
"Kendaraa alat berat ini, sebenarnya sejak sebulan lalu (13/7) sudah tiba di Kota Kendari, namun sempat tertahan di pelabuhan oleh Bea dan Cukai Kendari, karena alasan surat-surat administrasi (pemberitahuan impor barang) yang dianggap belum lengkap," katanya.
Namun, kata Erwin, dengan peresmian operasional alat berat oleh Gubernur Sultra itu menggambarkan bahwa semua persyaratan sudah dipenuhi oleh perusahaan.
PT Ifishdeco yang menguasai lahan konsesi seluas 800 hektare, di Kecamatan Tinanggea, akan mempekerjakan tenaga lokal di perusahaan yang jumlahya cukup besar dan diutamakan bagi warga di sekitar lahan tambang. (Ant).