Kendari (ANTARA) - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) bersama DPR RI mensosialisasikan empat pilar kebangsaan, dengan fokus utama pada Pancasila kepada mahasiswa di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Anggota Komisi XIII Ali Mazi di Kendari, Minggu, mengungkapkan kekhawatiran terhadap penurunan minat generasi muda terhadap Pancasila, karena dalam dua dekade terakhir pelajaran tentang Pancasila seolah tidak lagi diminati, padahal Pancasila merupakan dasar negara dan sumber dari segala sumber hukum.
"Kita memiliki beragam budaya, adat, dan bahasa daerah, namun semua itu dipersatukan dalam bahasa Indonesia. Itulah tujuan berpancasila, menjadi perekat bangsa di tengah kemajemukan," kata Ali Mazi.
Dia menekankan bahwa keberagaman Indonesia yang begitu besar hanya bisa dipersatukan dan dipertahankan melalui ideologi Pancasila.
Sementara itu, Perwakilan BPIP RI Juli Budi Soeharto mengungkapkan fenomena komunikasi di kalangan generasi muda, khususnya Gen Z, yang kerap menggunakan bahasa prokem di media sosial. Menurutnya, hal ini berpotensi menggerus nilai bahasa Indonesia yang berakar pada bahasa adat dan lokal.
"Adik-adik harus menyadari bahwa sumber bahasa Indonesia adalah bahasa adat atau lokal. Oleh karena itu, jangan melupakan bahasa ibu sebagai identitas budaya," ucap Juli Budi.
Dia menjelaskan bahwa adab dan etika adalah pondasi utama dalam kehidupan bermasyarakat, karena dalam nilai-nilai keagamaan, adab memiliki posisi yang lebih tinggi daripada ilmu.
Ia mengingatkan, perbedaan adalah keniscayaan yang harus diselesaikan dengan cara musyawarah mufakat, bukan hanya melalui mekanisme voting.
"Perbedaan adalah sunatullah. Maka jalan terbaik adalah musyawarah, sebagaimana sila keempat Pancasila yang menekankan hikmat kebijaksanaan," jelas Juli.
Di tempat yang sama, Ketua DPRD Sultra Laode Tariala menegaskan nilai-nilai Pancasila tidak boleh hanya menjadi slogan semata, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata sehari-hari.
"Implementasi Pancasila harus dimulai dari diri sendiri, keluarga, dan lingkungan terdekat. Kalau itu dilakukan, bangsa Indonesia akan tetap menjadi bangsa yang luhur, berbudaya, dan berkarakter," kata Tariala.
Ia juga menilai generasi muda, terutama mahasiswa sebagai agen perubahan, memiliki peran penting untuk menjadi garda terdepan dalam merawat ideologi Pancasila, khususnya di era digital saat ini.