Kendari (ANTARA) - Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Sulawesi Tenggara melakukan upaya antisipasi gagal panen total (puso) di lahan pertanian akibat perubahan iklim yang terjadi awal Juli 2024.
Kepala Distanak Sultra La Ode Muhammad Rusdin Jaya, di Kendari, Jumat, mengatakan berdasarkan pemantauan BMKG bulan Juli ini adalah musim pancaroba sehingga seluruh penyuluh pertanian diminta untuk terus mendampingi petani agar lahan yang sekiranya sudah siap panen agar segera dilakukan pemanenan, sedangkan lokasi-lokasi yang bisa dilakukan percepatan masa tanam agar segera dilakukan.
"Per bulan Mei 2024 tercatat 3.726 hektare lahan persawahan kita yang terkena banjir dan 772 hektare di antaranya mengalami gagal panen total atau puso dan bila dikonversi maka kita kehilangan 3.089 ton,” kata Rusdin jaya.
Ia mengatakan di bulan Juni 2024 Sultra berada dalam posisi stabil karena tidak terjadi banjir sedangkan untuk awal Juli ini pihaknya masih menunggu laporan identifikasi dari kabupaten dan kota yang terdampak banjir untuk kemudian dilakukan pemberian bantuan benih dan penanaman kembali.
“Laporan terakhir dari Kabupaten Konawe Utara mulai ada lahan tergenang tetapi untuk total luas lahannya masih sementara diidentifikasi dan bila sudah pasti maka akan segera kita beri bantuan,” katanya.
Menurutnya kondisi tersebut membuat pihaknya harus lebih sigap untuk mengantisipasi agar tidak terjadi puso lagi di titik – titik sentra yang ada di Sultra, meskipun data terakhir dari BMKG pada sentra – sentra potensial seperti Bombana dan Konawe Selatan memiliki intensitas hujan yang tidak terlalu tinggi.
Ia berharap setiap kabupaten dan kota Sultra melalui Dinas Pertanian masing – masing untuk segera mengidentifikasi dan melaporkan yang kemudian akan diajukan ke kementerian untuk difasilitasi bantuan.
“Jadi petani tetap tenang karena sesuai arahan dari Kementerian kita akan difasilitasi bantuan untuk lahan terdampak banjir seperti bantuan benih,” tambahnya.
Kepala Distanak Sultra La Ode Muhammad Rusdin Jaya, di Kendari, Jumat, mengatakan berdasarkan pemantauan BMKG bulan Juli ini adalah musim pancaroba sehingga seluruh penyuluh pertanian diminta untuk terus mendampingi petani agar lahan yang sekiranya sudah siap panen agar segera dilakukan pemanenan, sedangkan lokasi-lokasi yang bisa dilakukan percepatan masa tanam agar segera dilakukan.
"Per bulan Mei 2024 tercatat 3.726 hektare lahan persawahan kita yang terkena banjir dan 772 hektare di antaranya mengalami gagal panen total atau puso dan bila dikonversi maka kita kehilangan 3.089 ton,” kata Rusdin jaya.
Ia mengatakan di bulan Juni 2024 Sultra berada dalam posisi stabil karena tidak terjadi banjir sedangkan untuk awal Juli ini pihaknya masih menunggu laporan identifikasi dari kabupaten dan kota yang terdampak banjir untuk kemudian dilakukan pemberian bantuan benih dan penanaman kembali.
“Laporan terakhir dari Kabupaten Konawe Utara mulai ada lahan tergenang tetapi untuk total luas lahannya masih sementara diidentifikasi dan bila sudah pasti maka akan segera kita beri bantuan,” katanya.
Menurutnya kondisi tersebut membuat pihaknya harus lebih sigap untuk mengantisipasi agar tidak terjadi puso lagi di titik – titik sentra yang ada di Sultra, meskipun data terakhir dari BMKG pada sentra – sentra potensial seperti Bombana dan Konawe Selatan memiliki intensitas hujan yang tidak terlalu tinggi.
Ia berharap setiap kabupaten dan kota Sultra melalui Dinas Pertanian masing – masing untuk segera mengidentifikasi dan melaporkan yang kemudian akan diajukan ke kementerian untuk difasilitasi bantuan.
“Jadi petani tetap tenang karena sesuai arahan dari Kementerian kita akan difasilitasi bantuan untuk lahan terdampak banjir seperti bantuan benih,” tambahnya.