Kendari (ANTARA) - Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Sulawesi Tenggara berperan aktif dalam upaya Percepatan Penurunan Stunting (PPS) di Bumi Anoa.

Kadis DP3APPKB Sultra, Abdul Rahim di Buton Rabu, mengatakan bertekad menurunkan angka stunting di Sultra hingga nol persen atau zero growth stunting.

"Stunting ini adalah problem yang serius bagi Sulawesi Tenggara dan merupakan masalah yang ngeri-ngeri tapi tidak sedap," katanya.

Mantan Kadis PUPR Sultra mengatakan, kalau ngeri tapi sedap masih bagus, karena masih ada sedapnya. Tapi kalau ngeri tidak sedap tentu tidak ada bagusnya.

Karena disamping kasus stunting ini ngeri sebab bisa menghancurkan masa depan anak cucu, masa depan daerah dan masa depan bangsa. Juga terdengar tidak sedap karena Indonesia atau khususnya Sulawesi Tenggara ini tanahnya subur dan hasil lautnya kaya dengan jenis ikan berkelas tapi bisa ada stunting.

Rahim di hadapan warga di tiga kabupaten (Buton, Buton Tengah dan Buton Selatan) dalam rangka merealisasikan kegiatan fasilitasi, pembimbingan, penguatan dan pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK).

Dalam melaksanakan kegiatan tersebut DP3APPKB menggandeng Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tenggara, dengan mengikutsertakan Tim Kerja Hubungan Antar Lembaga, Advokasi, Komunikasi, Informasi, Edukasi dan Kehumasan (Halakiemas) BKKBN Sultra Dr.Mustakim.

Beberapa pertimbangan Rahim menggandeng Tim Kerja Halakiemas antara lain materi yang akan disampaikan berkaitan dengan Advokasi dan KIE tentang 1000 HPK.

Disamping itu, Mustakim juga memiliki kelebihan lain dalam memberikan materi misalnya menggunakan pendekatan agama yang dapat menyentuh warga desa dan kecamatan dalam memahami persoalan stunting dengan keyakinan mereka.

"Itulah sebabnya, dalam setiap hari Jum'at Mustakim juga selalu diberi kesempatan berkhutbah di salah satu masjid di kecamatan lokasi kegiatan dengan materi khutbah tentang stunting. Hal ini tentu memberikan keuntungan lain bagi tim yang turun ke lapangan tersebut karena bisa menyampaikan masalah stunting kepada para suami atau kaum laki-laki," ujar Abdul Rahim.

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Zabur Karuru
Copyright © ANTARA 2024