Kendari (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara melakukan orientasi penggunaan secara tepat kartu kembang anak (KKA) kepada kelompok bina keluarga balita (BKB) Kabupaten Buton Selatan.
"Ini dilakukan untuk mendorong penggunaan KKA di posyandu agar tepat sasaran dan benar," kata Ketua Tim Kerja Ketahanan Keluarga dan Pencegahan Stunting BKKBN Sultra Agus Salim di Kendari, Kamis.
Selain untuk memantau dan memastikan pertumbuhan dan perkembangan anak, katanya, KKA bisa menjadi alat deteksi dini, dari risiko stunting dan persoalan gizi lainnya.
"Salah satu penanganan utama yang dapat diberikan kepada anak usia 0-24 bulan adalah dengan memberi pola asuh yang tepat. Ibu yang memiliki bayi disarankan dapat menstimulasi secara penuh untuk meningkatkan perkembangan motorik pada bayi," katanya.
Menurut dia, orang tua dan keluarga perlu mendapatkan keterampilan dan pengetahuan dalam pengasuhan anak, salah satunya melalui BKB.
Ia mengatakan penyuluhan dilakukan kader BKB kepada orang tua dan anggota keluarga lainnya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengasuh dan membina tumbuh kembang anak.
"Dalam membina tumbuh kembang balita, para pengelola, kader dan orang tua perlu mengetahui cara memantau perkembangan balita dengan menggunakan kartu kembang anak," katanya.
Baca juga: BKKBN Sultra edukasi pencegahan anemia anak di Buton Selatan
Ia menyebut Indonesia memiliki tiga permasalahan utama terkait gizi, yakni kekurangan gizi, kekurangan gizi mikro, dan kelebihan gizi (obesitas), sedangkan stunting yang dialami lebih dari tujuh juta anak Indonesia sebagai beban nasional yang masih harus atasi.
"Angka ini memposisikan Indonesia di peringkat ke-5 dunia di antara negara-negara dengan prevalensi stunting tertinggi. Anak-anak ini mengalami gangguan pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif yang dampaknya akan melekat seumur hidup mereka," ucap Agus.
Ia menyebut KKA berisi petunjuk-petunjuk sederhana bagi orang tua atau pengasuh dalam menuntun anak untuk mengoptimalkan perkembangan potensi anak dengan memberikan stimulasi yang tepat, sesuai dengan usia.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kabupaten Buton Selatan La Asari mengatakan KKA untuk memantau kegiatan pengasuhan orang tua dan tumbuh kembang anak.
"Juga penyerapan nutrisi pada anak akan terganggu dalam waktu lama. Agar kita bisa melakukan asah, asih, asuh sesuai usia anak berdasarkan pemantauan menggunakan KKA," kata dia.
Baca juga: Babinsa teladan di Sultra peroleh penghargaan dari Kepala BKKBN
"Ini dilakukan untuk mendorong penggunaan KKA di posyandu agar tepat sasaran dan benar," kata Ketua Tim Kerja Ketahanan Keluarga dan Pencegahan Stunting BKKBN Sultra Agus Salim di Kendari, Kamis.
Selain untuk memantau dan memastikan pertumbuhan dan perkembangan anak, katanya, KKA bisa menjadi alat deteksi dini, dari risiko stunting dan persoalan gizi lainnya.
"Salah satu penanganan utama yang dapat diberikan kepada anak usia 0-24 bulan adalah dengan memberi pola asuh yang tepat. Ibu yang memiliki bayi disarankan dapat menstimulasi secara penuh untuk meningkatkan perkembangan motorik pada bayi," katanya.
Menurut dia, orang tua dan keluarga perlu mendapatkan keterampilan dan pengetahuan dalam pengasuhan anak, salah satunya melalui BKB.
Ia mengatakan penyuluhan dilakukan kader BKB kepada orang tua dan anggota keluarga lainnya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengasuh dan membina tumbuh kembang anak.
"Dalam membina tumbuh kembang balita, para pengelola, kader dan orang tua perlu mengetahui cara memantau perkembangan balita dengan menggunakan kartu kembang anak," katanya.
Baca juga: BKKBN Sultra edukasi pencegahan anemia anak di Buton Selatan
Ia menyebut Indonesia memiliki tiga permasalahan utama terkait gizi, yakni kekurangan gizi, kekurangan gizi mikro, dan kelebihan gizi (obesitas), sedangkan stunting yang dialami lebih dari tujuh juta anak Indonesia sebagai beban nasional yang masih harus atasi.
"Angka ini memposisikan Indonesia di peringkat ke-5 dunia di antara negara-negara dengan prevalensi stunting tertinggi. Anak-anak ini mengalami gangguan pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif yang dampaknya akan melekat seumur hidup mereka," ucap Agus.
Ia menyebut KKA berisi petunjuk-petunjuk sederhana bagi orang tua atau pengasuh dalam menuntun anak untuk mengoptimalkan perkembangan potensi anak dengan memberikan stimulasi yang tepat, sesuai dengan usia.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kabupaten Buton Selatan La Asari mengatakan KKA untuk memantau kegiatan pengasuhan orang tua dan tumbuh kembang anak.
"Juga penyerapan nutrisi pada anak akan terganggu dalam waktu lama. Agar kita bisa melakukan asah, asih, asuh sesuai usia anak berdasarkan pemantauan menggunakan KKA," kata dia.
Baca juga: Babinsa teladan di Sultra peroleh penghargaan dari Kepala BKKBN